ThePhrase.id - Presiden RI Prabowo Subianto secara resmi melantik 7 (tujuh) Penasihat Khusus Presiden di Istana Merdeka, Jakarta pada Selasa (22/10). Pelantikan tersebut sesuai dengan Keputusuan Presiden (Keppres) RI Nomor 140/P Tahun 2024 Tentang Pengangkatan Penasihat Khusus Presiden RI Periode 2024-2029.
Berikut profil ketujuh Penasihat Khusus Presiden RI.
1. Wiranto
Jenderal TNI (Purn.) Wiranto, S.H., M.M. dilantik Presiden Prabowo sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Politik dan Keamanan. Ia lahir di Yogyakarta, 4 April 1947, memiliki latar belakang militer dan politisi, sebagai pendiri sekaligus Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) tahun 2006-2016.
Ia merupakan lulusan Akademi Militer Nasional pada tahun 1968, memulai karier militer di korps infantri sampai namanya mulai dikenal ketika menjadi ajudan Presiden Ke-2 RI Soeharto pada 1989-1993. Lalu pada 1998, ia ditunjuk Soeharto menjadi Panglima ABRI (Pangab, sekarang Panglima TNI).
Ia juga pernah mengenyam pendidikan di Universitas Terbuka jurusan Administrasi Negara (1995), Perguruan Tinggi Ilmu Hukum Militer (1996), STIE-IPWI Jakarta program Magister Manajemen (2006), dan Universitas Negeri Jakarta, Doktor bidang Manajemen Sumber Daya Manusia (2013).
Sejumlah jabatan juga pernah ia emban yakni Menteri Pertahanan Keamanan (1998-1999), Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (1999-2000), Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (2016-2019), dan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (2019-2024).
2. Luhut Binsar Pandjaitan
Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan merupakan pria kelahiran Toba Samosir, Sumatera Utara pada 28 September 1947, yang ditunjuk Presiden Prabowo sebagai Penasihat Khusus Bidang Digitalisasi dan Teknologi Pemerintahan.
Luhut memiliki latar belakang militer, lulus sebagai lulusan terbaik, meraih penghargaan Adhi Makayasa dari Akademi Militer (Akmil) Angkatan Darat pada (1970), kemudian Masters in Public Administration, George Washington University, Amerika Serikat (AS), dan National Defense University, AS.
Sebelum ditunjuk Prabowo sebagai Penasihat Khusus Presiden, Luhut pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan (2000-2001), Kepala Staf Kepresidenan (2014-2015), Menko Polhukam (2015-2016), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (2016-2019), Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (2019-2024), dan dilantik menjadi Dewan Ekonomi Nasional dalam Kabinet Merah Putih pemerintahan Prabowo-Gibran.
3. Dudung Abdurachman
Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. Dudung Abdurachman, S.E., M.M. ditetapkan Presiden Prabowo menjadi Penasihat Khusus Presiden Bidang Pertahanan Nasional sekaligus Ketua Komite Kebijakan Industri Pertahanan.
Dudung lahir di Bandung pada 19 November 1965. Ia memiliki latar belakang militer, lulus dari Akademi Militer (Akmil) pada tahun 1988, dan menyelesaikan Program Doktor Manajeman Strategis Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti dengan predikat Cumlaude pada 2023.
Ia pernah menjabat sebagai Wakil Asisten Teritorial KSAD dan Staf Khusus KSAD, Gubernur Akmil (2018-2020), Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) (2020-2021), dan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) (2021-2023).
4. Bambang Brodjonegoro
Prof. Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, S.E., M.UP., Ph.D. dilantik Presiden Prabowo sebagai Penasihat Khusus Bidang Ekonomi dan Pembangunan Nasional. Ia merupakan anak pertama dari Rektor Universitas Indonesia (UI) 1964-1973, Prof. Dr. Ir. Soemantri Brodjonegoro yang lahir di Jakarta, pada 3 Oktober 1966.
Ia menempuh pendidikan S1 Ekonomi Pembangunan dan Ekonomi Regional di UI, kemudian melanjutkan studi S2 Ekonomi Pembangunan di University of Illinois, Amerika Serikat (AS), dan berhasil meraih gelar Doktor (S3) Ekonomi Pembangunan di universitas tersebut di usianya yang ke-31 tahun.
Bambang pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Keuangan RI (2013-2014), Menteri Keuangan RI (2014-2018), namun ketika Presiden Jokowi melakukan reshuffle kabinetnya, posisi Bambang digeser menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas (2016-2019).
5. Purnomo Yusgiantoro
Prof. Ir. Purnomo Yusgiantoro, M.Sc., M.A., Ph.D. lahir di Semarang, Jawa Tengah pada 16 Juni 1951. Ia ditunjuk Presiden Prabowo untuk menjadi Penasihat Khusus Presiden Urusan Energi.
Purnomo berkuliah S1 di jurusan teknik di Instititut Teknologi Bandung (ITB) pada 1974, kemudian pada jenjang S2 ia berhasil mendapatkan gelar Master of Science di Colorado School of Mines, Golden, Colorado, Amerika Serikat (AS) pada 1986 dan gelar Magister Ekonomi di University of Colorado at Boulder Main Campus pada 1988.
Ia pernah menjabat sebagai Gubernur OPEC yang berkantor di Winna, Austria (1996-1998). Setelah itu, Purnomo dipercaya untuk mengemban tugas sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bahkan di tiga masa pemerintahan yang berbeda, mulai dari Presiden Abdurahman Wahid (Gus Dur), Megawati Soekarnoputri, hingga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sampai akhirnya ditunjuk sebagai Menteri Pertahanan dan Keamanan (2009-2014).
6. Muhadjir Effendy
Prof. Dr, Muhadjir Effendy lahir di Madiun, Jawa Timur pada 29 Juli 1956. Ia dipercaya Presiden Prabowo untuk menjadi Penasihat Khusus Presiden Khusus Bidang Haji.
Ia merupakan lulusan sarjana muda dari IAIN Malang pada 1978 dan sarjana Pendidikan Sosial di IKIP Malang pada 1982. Muhadjir kemudian melanjutkan studi magisternya di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, dan meraih gelar Doktor Ilmu-Ilmu Sosial dari Universitas Airlangga, Surabaya.
Muhadjir pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Malang selama tiga periode (2000-2004, 2004-2008, dan 2008-2016). Kemudian menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (2016-2019), dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI (2019-2024).
7. Terawan Agus Putranto
Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad(K) lahir pada 5 Agustus 1964 di Yogyakarta, ia ditetapkan sebagai Penasihat Khusus Presiden Bidang Kesehatan Nasional oleh Presiden Prabowo.
Pria yang akrab disapa Dokter Terawan ini menyelesaikan studi S1 di Fakultas Kedokteran, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta (1990), kemudian meneruskan studinya di program pascasarjana (S2) Spesialis Radiologi Universitas Airlangga, Surabaya (2004), dan studi S3 Doktor Fakultas Kedokteran, Universitas Hassanuddin (Unhas), Makassar (2013).
Terawan memulai karir kedokterannya dengan bekerja di rumah sakit Angkatan Darat, lalu Kepala RSPAD Gatot Soebroto pada tahun 2015.
Ia juga pernah ditunju Presiden Jokowi sebagai Menteri Kesehatan (Menkes) RI periode 2019-2024, namun posisinya digantikan oleh Budi Gunadi Sadikin pada Desember 2020. (Rangga)