ThePhrase.ID – Program Maestro Mengajar yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi bertujuan mengajarkan anak-anak muda agar belajar dan memahami tarian khas Banyuwangi yakni Tari Gandrung. Tarian ini sudah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.
Program Maestro Mengajar melibatkan tiga maestro Tari Gandrung yakni Temu, Sudartik dan Sunasih. Mereka telah puluhan tahun berkecimpung dalam dunia Tari Gandrung, baik di dalam maupun luar negeri.
”Maestro Mengajar ini adalah ikhtiar terus menumbuhkan rasa cinta seni-budaya di kalangan anak-anak muda. Sekaligus upaya regenerasi pelaku seni. Sering saya bilang, paham seni-budaya global penting, tetapi memahami seni-budaya kita sendiri itu harus,” ujar Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani.
Bupati Ipuk bersama para maestro tari Gandrung dan murid-muridnya. (Foto: banyuwangikab.go.id)
Menurut Ipuk, tujuan Pemkab Banyuwangi menjalankan program ini untuk menarik anak-anak muda agar mengenal nilai-nilai seni pada Tari Gandrung sekaligus menumbukan rasa cinta atas seni tersebut. Dalam menjalankan Progam “Maestro Mengajar”, Pemkab Banyuwangi juga menggandeng Banyuwangi Youth Creative Network (BYCN).
BYCN adalah komunitas yang memfokuskan pada pengembangan dan pelestarian budaya dan ekonomi kreatif. Tujuannya mendorong generasi muda Banyuwangi untuk meningkatkan dan mendorong potensi yang dimiliki agar berkembang dengan baik.
Program Maestro Mengajar dilaksanakan di Kecamatan Singojuruh dan diikuti oleh puluhan pelajar SMP/sederajat dari 11 desa. Anak-anak muda tersebut terlihat antusias mengikuti pogram “Maestro Mengajar”. Salah satunya Desi Putri. Ia senang dapat belajar langsung dari sososk maestro yang memiliki pengalaman dan sudah dikenal sebagai legenda tari di Banyuwangi.
”Senang banget, dulu saya enggak bisa nyinden, sekarang sudah bisa. Bahkan hari ini bisa tampil bareng Bu Temu di panggung, kayak mimpi," ujarnya.
Penari Gandrung. (Foto: Wikimedia Commons)
Program “Maestro Mengajar” juga telah dilaksanakan di berbagai kecamatan yakni Wongsorejo, Kabat, Muncar dan Singojuruh. Program tersebut telah diikuti oleh lebih dari 100 anak muda yang antusias mempelajari Tari Gandrung secara intensif dari para maestronya.
Program Maestro Mengajar juga telah mendorong kreatifitas anak-anak muda sehingag berhasil menciptakan tarian baru dengan nama “Singomanjuruh”. Nama tarian ini sesuai dengan nama asalnya yaitu Kecamatan Singojuruh.
"Tarian ini menceritakan sosok Singomanjuruh yang konon adalah nama ksatria anak raja di daerah ini. Jadi tarian ini tak hanya menjadi tarian khas, tapi juga representasi sejarah Kecamatan Singojuruh," kata Vicky Hendri Kurniawan, Ketua BYCN. [Syifaa]