ThePhrase.id – Prof Amin Soebandrio selaku Mantan Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman telah mengkonfirmasi mengenai proses produksi vaksin Merah Putih yang dikabarkan akan mengalami keterlambatan, Rabu (5/1/2022),
Ia membenarkan bahwa target uji praklinis vaksin Merah Putih yang semula akan dilaksanakan selama 3 bulan pada pertengahan 2021 lalu diperkirakan akan mundur hingga awal tahun 2023 mendatang.
Dilansir dari Detik.com, Amin mengungkapkan bahwa keterlambatan proses produksi vaksin produksi RI tersebut disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya dipengaruhi oleh peleburan Eijkman ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), kurangnya tenaga peneliti serta terbatasnya dana yang dibutuhkan.
Prof. Dr. Amin Soebandrio
"Iya, vaksin Merah Putih mengalami keterlambatan (antara lain) karena masalah funding (dana)," ungkap Amin.
Amin mengatakan bahwa untuk mengatasi keterbatasan ini, pihak industri akan melakukan negosiasi ulang dengan BRIN terkait dengan pendanaan untuk tahap lebih lanjut.
Selain itu, Guru Besar Kehormatan Fakultas Kedokteran di Universitas Sydney ini juga mengatakan bahwa beberapa peneliti vaksin Merah Putih yang pada akhir 2021 lalu melanjutkan kuliah program doktoral di luar negeri serta tenaga kontrak yang menjadi asisten tim riset yang tak lagi bisa membantu sejak Eijkman dilebur dengan BRIN menjadi salah satu faktor utama penyebab produksi vaksin ini mengalami keterlambatan.
Peneliti vaksin Merah Putih (Foto: Antara)
Tak hanya terkait dengan masalah pendanaan dan kurangnya tenaga kerja, Amin yang juga merupakan doktor bidang imunogenetik dari Universitas Kobe, Jepang ini juga mengatakan bahwa permintaan dari pihak industri agar bibit vaksin yang sudah diserahkan pada awal tahun 2021 lalu supaya dilakukan optimasi di beberapa aspek juga menjadi salah satu faktor yang membuat proses produksi vaksin mengalami keterlambatan. [hc]