e-biz

Proyeksi Ekonomi Tahun 2023 dari Mastercard

Penulis Firda Ayu
Dec 27, 2022
Proyeksi Ekonomi Tahun 2023 dari Mastercard
ThePhrase.id – Mastercard Economics Institute merilis proyeksi tahunan mereka dengan tajuk “Economic Outlook 2023” yang mengacu pada kumpulan data publik dan eksklusif, serta model yang bertujuan memproyeksikan aktivitas ekonomi.

Proyeksi ini melaporkan empat tema yang akan terus membentuk lingkungan ekonomi global di negara-negara dan kota-kota di seluruh dunia, termasuk Indonesia dan wilayah Asia Pasifik. Keempat tema tersebut yaitu suku bunga yang tinggi dan perumahan, pengurangan harga dan pencarian barang yang tepat, harga dan preferensi, serta guncangan dan omnichannel.

Booming perumahan yang telah berjalan selama bertahun-tahun dengan suku bunga tinggi diperkirakan akan menekan aggaran biaya hidup serta semakin mengubah cara belanja konsumen.

Ilustrasi logo Mastercard (Foto: common.wikimedia.org)


Pada negara maju, pengeluaran terkait perumahan diperkirakan akan mengalami penurunan sekitar 4,5% selama tahun 2023.

Meski terjadi inflasi, pengeluaran konsumen secara keseluruhan akan tetap bertahan, konsumen akan cenderung memilih merek terjangkau dan mencari nilai terbaik.

Jumlah kunjungan konsumen di toko fisik untuk membeli bahan makanan meningkat sebesar 31% secara global tahun ini dibanding tahun 2019. Namun, pengeluaran rata-rata per kunjungan berkurang sekitar 9%.

Pengurangan ini untuk mengatur pengeluaran dan mengurangi jumlah bahan makanan yang terbuang. Hingga September 2022, frekuensi belanja bahan makanan masyarakat Indonesia meningkat sebesar 35% dibandingkan September 2019, dan rata-rata pengeluaran berkurang 3,1% per kunjungan.

Biaya makanan dan energi menghabiskan sebagian besar dari anggaran konsumen rumah tangga dengan pendapatan lebih rendah sehingga tekanan akan terasa sangat kuat.

Ilustrasi proyeksi ekonomi (Foto: effective-states.org)


Pengeluaran diskresioner oleh rumah tangga berpenghasilan tinggi tumbuh hampir 2x lipat lebih cepat dari rumah tangga berpenghasilan lebih rendah pada tahun 2019-2022. Sebagian kesenjangan ini akan berkurang dengan normalisasi inflasi.

Economics Institute memperkirakan tekanan inflasi akan mereda tahun depan, dengan tingkat inflasi rata-rata negara maju turun dari 7,1% YOY di Q4 2022 menjadi 3,1% YOY di Q4 2023.

Bisnis omnichannel akan lebih dapat bertahan karena berfokus terhadap pelanggan dan penggunaan strategi omnichannel meningkatkan 6% penjualan sektor ritel selama tahun 2022.

Namun, restoran kecil dan besar dengan strategi omnichannel bertahan dari kerugian sebesar 31% selama puncak lockdown. Toko pakaian omnichannel kecil juga mengungguli perusahaan khusus daring dan fisik, masing-masing tumbuh sebesar 10% dan 26% lebih cepat.

“Pelonggaran pembatasan perbatasan pandemi di seluruh Asia Timur Laut akan menjadi faktor perubahan besar bagi Asia Pasifik saat kita memasuki tahun 2023,” ungkap David Mann, Chief Economist, Asia Pacific and Middle East Africa of the Mastercard Economics Institute, dilansir Kontan, 23 Desember 2022.

David menambahkan bahwa belanja konsumen secara luas telah pulih ke tingkat sebelum pandemi di seluruh kawasan. Konsumen akan merespon inflasi tinggi dengan memilih merek-merek yang lebih terjangkau dan toko di mana konsumen bisa lebih berhemat untuk memenuhi kebutuhan mereka.

‘Euforia pembukaan kembali’ membuka jalan terutama bagi ekonomi yang bergantung pada pariwisata, travel, layanan perhotelan, dan pengalaman menjadi bagian terbesar dari total pengeluaran konsumen. [fa]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic