sport

PSG, AC Milan, sampai Pacar Taylor Swift Kena Demam Pacu Jalur Riau, Aura Farming Banget!

Penulis Rangga Bijak Aditya
Jul 03, 2025
Suatu tradisi kuno dari Kuantan Singingi, Riau, mendadak mencuri perhatian dunia berkat video viral di media sosial. (Foto: Pemerintah Kuansing)
Suatu tradisi kuno dari Kuantan Singingi, Riau, mendadak mencuri perhatian dunia berkat video viral di media sosial. (Foto: Pemerintah Kuansing)

ThePhrase.id - Suatu tradisi kuno dari Kuantan Singingi, Riau, mendadak mencuri perhatian dunia berkat video viral di media sosial. Seorang bocah yang menari lincah di ujung perahu saat perlombaan Pacu Jalur sukses menciptakan fenomena "Aura Farming" yang meluas hingga ke ranah sepak bola Eropa dan olahraga Amerika Serikat.

Paris Saint-Germain (PSG) dan AC Milan turut meramaikan tren ini. Selebrasi pemain mereka yang menirukan gerakan sang bocah diunggah ke akun TikTok resmi klub.

Bahkan, bintang NFL dan kekasih penyanyi Taylor Swift, Travis Kelce, ikut terpesona dan memamerkan gaya serupa di media sosialnya.

Istilah "Aura Farming" lahir dari bahasa gaul generasi muda yang berarti menciptakan citra keren dan percaya diri secara konsisten. Gerakan khas sang bocah, yang seolah menjadi bintang di atas perahu, menjadi simbol kepercayaan diri yang menular dan akhirnya melambungkan nama Pacu Jalur ke pentas internasional.

Akan tetapi, di balik viralnya tren ini, ada kisah panjang yang tak banyak diketahui. Pacu Jalur adalah lomba mendayung perahu tradisional yang sudah ada sejak abad ke-17 di tepian Sungai Batang Kuantan.

Perahu panjang yang disebut "jalur" awalnya digunakan masyarakat setempat sebagai sarana transportasi untuk mengangkut hasil pertanian.

Ketika masa penjajahan Belanda, tradisi ini dimanfaatkan untuk memeriahkan berbagai perayaan kolonial, termasuk ulang tahun Ratu Wilhelmina. Setelah Indonesia merdeka, Pacu Jalur tetap dilestarikan sebagai bagian dari perayaan kemerdekaan, hari besar Islam, hingga festival adat.

Pada 2015, Pemerintah Indonesia menetapkan Pacu Jalur sebagai Warisan Budaya Takbenda. Setiap Agustus, Festival Pacu Jalur menjadi agenda tetap Kharisma Event Nusantara dan dipusatkan di Tepian Narosa, Taluk Kuantan. Ribuan orang datang menyaksikan lomba yang kaya akan nilai budaya dan kearifan lokal ini.

Pacu Jalur bukan sekadar lomba kecepatan. Setiap perahu dihuni hingga 60 pendayung yang memiliki tugas masing-masing. Ada tukang concang sebagai pemimpin aba-aba, tukang pinggang yang menjadi juru mudi, hingga tukang onjai yang mengatur keseimbangan perahu.

Di ujung perahu, ada anak coki, sang penari, yang berperan menjaga irama dan semangat tim.

PSG  AC Milan  sampai Pacar Taylor Swift Kena Demam Pacu Jalur Riau  Aura Farming Banget
Paris Saint-Germain (PSG) turut meramaikan tren Pacu Jalur Riau. (Foto: Instagram PSG)

Gerakan anak coki inilah yang menginspirasi tren "Aura Farming". Lenggokan tangan dan tubuhnya yang penuh percaya diri kini menjadi identitas visual yang mendunia. Aksi ini, yang dulu hanya disaksikan warga lokal, kini menginspirasi selebrasi di lapangan hijau Eropa hingga stadion NFL di Amerika.

Pacu Jalur menyimpan filosofi mendalam. Masyarakat meyakini bahwa pembuatan dan penggunaan perahu jalur harus melibatkan ritual adat. Dari pemilihan kayu, pembuatan perahu, hingga ritual khusus sebelum lomba, semuanya dijalankan untuk mendapatkan "tuah" atau keberuntungan.

Ornamen kepala hewan seperti buaya, harimau, atau naga kerap menghiasi perahu sebagai simbol kekuatan. Ritual spiritual yang dipimpin pawang diyakini menjadi faktor penting dalam menentukan hasil lomba, sehingga tradisi ini tidak hanya tentang fisik, tetapi juga soal spiritualitas dan kebersamaan.

Festival Pacu Jalur 2025 akan digelar pada 21 hingga 25 Agustus 2025 dengan diikuti 225 perahu jalur. Pemerintah Provinsi Riau mengalokasikan dana Rp 575 juta untuk hadiah lomba, pemenang utama akan membawa pulang Rp70 juta.

Kegiatan ini tidak hanya meramaikan wisata budaya, tetapi juga menggerakkan ekonomi lokal.

Pacu Jalur adalah simbol kolaborasi, sportivitas, dan solidaritas masyarakat. Suara dentuman meriam sebagai aba-aba, sorak-sorai penonton, serta irama dayung menciptakan atmosfer yang tak terlupakan setiap tahunnya.

Viralnya "Aura Farming" membuka pintu baru bagi Pacu Jalur untuk diperkenalkan lebih luas. Apresiasi dari PSG dan AC Milan menunjukkan bahwa tradisi lokal bisa memiliki gaung global jika dikemas dengan cara yang relevan bagi generasi digital. (Rangga)

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic