ThePhrase.id - Belakangan ini, istilah "tone deaf" semakin sering muncul di media sosial, terutama setelah beberapa selebriti seperti Blake Lively dan Erina Gudono menjadi sorotan negatif karena dinilai "tone deaf" dalam ucapan dan tindakan mereka.
Blake Lively, misalnya, dikritik karena dianggap terlalu ringan dalam mempromosikan film terbarunya, It Ends With Us yang bertema kekerasan rumah tangga. Di sisi lain, Erina Gudono, istri Kaesang Pangarep, menjadi bahan perbincangan karena memamerkan gaya hidup mewah di Amerika Serikat di tengah situasi yang sensitif. Namun, apa sebenarnya arti dari istilah ini?
Secara harfiah, "tone deaf" atau "buta nada" dalam konteks musik merujuk pada kondisi di mana seseorang tidak mampu mengenali nada atau melodi dengan benar. Orang yang benar-benar tone deaf mungkin kesulitan membedakan nada tinggi dan rendah atau menemukan kesalahan dalam nada sebuah lagu.
Namun, istilah ini telah berkembang di luar konteks musik. "Tone deaf" kini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tampak tidak peka atau tidak memahami nuansa emosional, sosial, atau budaya dalam komunikasi mereka.
Istilah ini sering dilontarkan sebagai kritik terhadap pernyataan, tindakan, atau keputusan yang dianggap tidak sesuai dengan situasi atau perasaan masyarakat luas. Misalnya, ketika seorang tokoh publik mengeluarkan komentar yang dianggap tidak pantas atau tidak memperhitungkan sensitivitas isu yang sedang panas, mereka bisa disebut “tone deaf.”
Melansir idntimes.com, ada beberapa ciri seseorang yang "tone deaf" dalam konteks sosial. Ini termasuk mereka yang menunjukkan ketidakpedulian terhadap sekitar akibat kurangnya pemahaman norma sosial, mereka yang yakin bahwa tindakan mereka didasari oleh kebenaran meskipun terlihat bersikap kurang sopan. Selain itu, seseorang yang “tone deaf” juga mungkin mengolok-olok meskipun sadar akan harapan sosial, dan mereka cenderung tidak peduli atau menolak menyadari keadaan sosial meskipun sebenarnya mereka memahami apa yang diharapkan dari masyarakat luas.
Agar tidak dianggap "tone deaf", berikut beberapa langkah yang bisa diambil:
Di era media sosial, di mana segala sesuatu bisa dengan cepat menjadi viral, penting bagi publik figur untuk mempertimbangkan dampak dari setiap tindakan atau kata-kata mereka. Kasus seperti Blake Lively dan Erina Gudono menunjukkan bahwa tindakan atau ucapan yang tidak dipikirkan dengan baik dapat dengan cepat memicu reaksi negatif dari publik. Oleh karena itu, di tengah kehidupan masyarakat yang semakin terhubung, kita harus selalu mengasah kepekaan dan empati agar tidak terjebak dalam label "tone deaf" yang sering kali mengundang kritik keras. [nadira]