ThePhrase.id - Sebuah video viral di media sosial memperlihatkan seorang perempuan yang marah kepada karyawan minimarket dan meminta pengembalian uang setelah menerima susu kemasan yang tidak dingin.
Perempuan tersebut memprotes karena susu UHT 1 liter yang dibelinya tidak disimpan dalam kondisi dingin. Dia mengembalikan susu tersebut dan meminta uangnya dikembalikan, serta menuntut kompensasi dari pihak minimarket.
Aksi perempuan ini menuai berbagai tanggapan dari warganet. Banyak yang mempertanyakan tindakannya, mengingat susu UHT biasanya memang disimpan di rak ruangan, bukan di lemari pendingin. Jadi, bagaimana sebenarnya cara menyimpan susu UHT yang benar?
Sebelum mengetahui cara penyimpanan yang tepat, penting untuk memahami apa itu susu UHT. Menurut greenfieldsdairy.com, susu UHT (Ultra-Heat Treatment) adalah produk susu yang diproses dengan teknik pemanasan ultra tinggi dalam waktu singkat untuk membunuh bakteri berbahaya, sambil tetap mempertahankan kandungan nutrisinya.
Proses UHT memastikan susu aman dikonsumsi dan stabil untuk disimpan di rak dalam kemasan tertutup pada suhu ruangan untuk jangka waktu yang lama.
Susu UHT memainkan peran penting dalam rantai pasokan makanan global, terutama karena kualitasnya yang tahan lama. Karena dapat disimpan pada suhu ruangan untuk jangka waktu yang lama, susu UHT bisa disimpan bersama barang-barang kering tanpa kekhawatiran tentang integritasnya saat ditangani, diangkut, dan disimpan sebagai produk ambien.
Kualitas tahan lama susu UHT ini memungkinkan produk tersebut digunakan di lingkungan dan kondisi yang tidak dapat ditangani oleh susu segar, yang memerlukan penyimpanan dan penanganan dalam kondisi berpendingin. Susu UHT sangat ideal untuk daerah yang kekurangan fasilitas pendingin, memberikan akses nutrisi penting dari susu kepada lebih banyak orang di berbagai lokasi.
Menurut dairyfarmersofcanada.ca, selama kemasannya tetap tertutup, susu UHT tidak perlu disimpan di kulkas. Susu ini bisa disimpan pada suhu ruangan hingga tanggal kedaluwarsa. Namun, setelah dibuka, susu UHT harus disimpan di dalam kulkas dan dikonsumsi dalam waktu tiga hari.
Selain susu UHT yang sudah dibuka, susu yang perlu disimpan di dalam kulkas adalah susu pasteurisasi. Meskipun susu pasteurisasi dan susu UHT melalui proses pemanasan untuk memastikan keamanan konsumsi, proses UHT lebih intensif dibandingkan dengan proses pasteurisasi.
Proses UHT bertujuan menciptakan produk yang aman untuk dikonsumsi dan dapat disimpan pada suhu ruangan untuk jangka waktu lama. Sebaliknya, susu pasteurisasi dirancang untuk penyimpanan berpendingin dengan masa simpan yang lebih pendek.
Karena perbedaan intensitas dalam proses pemanasan, susu pasteurisasi dan susu UHT memiliki sedikit perbedaan dalam warna, rasa, dan tekstur. Susu pasteurisasi umumnya dianggap lebih kaya dan creamy, sementara susu UHT dikenal karena daya tahannya yang lama.
Berkaca dari peristiwa tersebut, Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Jakarta, Sofiyani Chandrawati Anwar, menegaskan pentingnya masyarakat untuk memeriksa label kemasan guna mengetahui cara penyimpanan yang tepat untuk produk pangan.
"Sebenarnya untuk penyimpanan di saran distribusi seperti itu, kita harus memperhatikan label yang ada," ujar Sofie dilansir dari disway.id.
Ia menyoroti pentingnya melakukan Cek KLIK (Kemasan, Label, Izin Edar, dan Kedaluwarsa) untuk memastikan keamanan dan kualitas produk. Informasi mengenai cara penyimpanan produk biasanya tertera jelas pada label, seperti apakah produk harus disimpan pada suhu ruang atau suhu tertentu.
"Misalnya harus disimpan pada suhu di bawah 10 derajat, berarti kan harus dimasukkan di kulkas atau freezer," tuturnya.
Saran ini berlaku tidak hanya untuk makanan, tetapi juga untuk obat dan obat tradisional.
[nadira]