ThePhrase.id - Wakil Ketua DPR RI, Adies Kadir mengungkapkan bahwa tidak ada kenaikan gaji bagi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, melainkan mendapatkan tambahan berupa tunjangan rumah senilai Rp50 juta per bulan.
Hal tersebut disampaikan sebagaimana isu kenaikan gaji tersebut tengah ramai menjadi perbincangan masyarakat bersamaan dengan video para anggota DPR yang sedang berjoget saat Sidang Tahunan yang digelar pada Jumat (15/8) lalu.
Adies mengatakan tambahan tunjangan rumah diberikan sebagai pengganti rumah dinas yang kini sudah tidak lagi disediakan oleh negara.
“Jadi tunjangan perumahan DPR itu Rp50 juta, tepatnya kurang lebih Rp58 juta dipotong itu mereka terima sekitar Rp50 juta,” ujar Adies kepada awak media di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Selasa (19/8).
Ia membeberkan bahwa total penghasilan anggota DPR RI saat ini dapat mencapai hampir Rp70 juta per bulan. Komponen penghasilan itu terdiri dari gaji pokok sekitar Rp7 juta, tunjangan bahan bakar minyak (BBM) sekitar Rp7 juta, tunjangan beras senilai Rp12 juta, dan beberapa tunjangan lainnya.
“Jadi kalau dulu gaji kawan-kawan itu terima total bersihnya sekitar Rp58 juta mungkin. Gaji tidak naik ya, saya tegas sekali gaji tidak naik. Tunjangan makan disesuaikan dengan indeks saat ini mungkin terima hampir Rp69-70 juta,” tukasnya.
Wakil Ketua DPR itu menjelaskan bahwa penyesuaian hanya terjadi pada sejumlah tunjangan yang diselaraskan dengan kebutuhan dan kondisi ekonomi saat ini. Adapun gaji pokok anggota DPR tidak mengalami kenaikan selama lebih dari 15 tahun.
Meskipun demikian, Adies menyampaikan bahwa para anggota dewan tetap memahami kebijakan efisiensi yang sedang diberlakukan pemerintah. Ia juga menekankan tanggung jawab anggota DPR tidak hanya menghadiri rapat, namun lebih luas dan juga terlibat dalam pembahasan anggaran serta legislasi yang kompleks.
Terkait video sejumlah anggota DPR RI yang terlihat berjoget saat Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD RI pada Jumat (15/8). Adies mengatakan bahwa hal tersebut terjadi setelah acara inti dan rangkaian pidato kenegaraan selesai.
Menurutnya, para anggota dewan tersebut sekadar terbawa suasana saat grup musik taruna dari lembaga pendidikan memainkan lagu-lagu yang bersemangat.
“Dan goyangnya juga tidak kemana-mana, hanya berdiri di kursinya masing-masing saja,” kata Adies.
Menurutnya, yang terpenting adalah jalannya persidangan termasuk pidato kenegaraan berlangsung khidmat dan lancar. Ia meminta agar peristiwa joget tersebut tidak perlu dibesar-besarkan.
“Jadi yang penting kalau hemat saya, jangan terlalu disalahartikan, bahwa acara inti sudah selesai dan mereka tentunya tetap mempunyai empati begitu,” tandasnya. (Rangga)