Penguburan Bangsawan Toraja Londa banyak dikunjungi wisatawan (Foto. Wikipedia)
Thephrase.id - Indonesia terkenal dengan keanekaraman tradisi dan adat istiadatnya, karena ada banyak suku yang tersebar di seatero pelosok Nusantara. Mengutip data sensus penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, ada sekitar 1.331 suku bangsa yang ada di Indonesia.
Setiap suku tentulah memiliki tradisi dan adat masing-masing, salah satu di antaranya Suku Toraja yang mendiami sebagian besar wilayah Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten Toraja Utara di Provinsi Sulawesi Selatan.
Satu tradisi atau ritual unik bagi suku Toraja adalah upacara Rambu Solo yang merupakan upacara pemakaman secara adat yang mengharuskan keluarga almarhum membuat sebuah pesta sebagai penghormatan terakhir pada mendiang yang telah meninggal dunia.
Secara harfiah dalam bahasa Toraja, Rambu Solo yakni asap yang mengarah ke bawah atau ritus-ritus persembahan (asap) yang dilaksanakan setelah jam 12 siang ketika matahari sudah mulai bergerak menurun.
Masyarakat Toraja percaya bahwa tanpa upacara penguburan ini, maka arwah orang yang meninggal tersebut akan memberikan kemalangan kepada orang-orang yang ditinggalkannya.
Upacara Rambu Solo merupakan tradisi suku Toraja yang puncaknya berlangsung pada bulan Juli dan Agustus (Foto. Wikipedia)
Yang membuat kita tercengang, biaya yang dikeluarkan keluarga sangat mahal dengan masa persiapannya pun hingga berbulan-bulan. Selagi menunggu kesiapan upacara, jasad tersebut dibungkus menggunakan kain yang kemudian disimpan di dalam rumah leluhur atau tongkonan.
Tradisi Rambu Solo diklaim sebagai upacara kematian termewah dan termahal di dunia. Lazimnya puncak pemakaman Rambu Solo berlangsung pada bulan Juli dan Agustus. Di saat itu, orang Toraja yang sedang merantau di seluruh Indonesia akan pulang kampung untuk mengikuti serangkaian ritual leluhur tersebut. Ini pula yang menjadi daya tarik para pelancong, baik domestik maupun mancanegara datang ke Toraja untuk mengobati rasa penasaran mereka.
Londa peti mati yang tidak menyeramkan bagi wisatawan (Foto. koleksi pribadi)
Dalam sebuah ritual Rambu Solo pihak keluarga mendiang biasanya menyembelih babi dan kerbau dalam jumlah puluhan sampai ratusan ekor. Jumlah babi dan kerbau yang dikorbankan bervariasi tergantung pada derajat kebangsawanannya. Apalagi jika kerbau yang disembelih adalah kerbau belang atau tedong saleko, kerbau berwarna putih dengan corak hitam di beberapa bagian tubuhnya yang harganya mencapai milyaran rupiah per ekor. Harga tersebut biasanya ditentukan oleh ragam corak dan kemulusan kulit si kerbau.
Dapat dibayangkan berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan dengan penyembelihan beberapa puluh ekor babi dan kerbau, apalagi bila dalam jumlah ratusan ekor. Si Belang sendiri konon pernah ditawar hingga Rp 1,2 miliar.
“Pernah memang ada yang tawar,”ungkap Rukka Sombolinggi, salah seorang pemilik kerbau belang.
Bahkan bagi keluarga yang belum mampu melaksanakan upacara kematian saat seseorang meninggal dunia, maka jenazah bisa disimpan bertahun tahun lamanya sampai keluarganya sanggup untuk melaksanakan ritual Rambu Solo. Mengapa semahal itu? Layuk Saroenggalo, seorang tokoh masyarakat menjelaskan makna di baliknya.
Mengapa semahal itu? Sebagaimana dikutip dari Laman ITJEN Kemendikbud, Layuk Saroenggalo, seorang tokoh masyarakat menjelaskan makna di balik ritual tersebut.
"Kenapa semua sisa hasil usaha orang Toraja dilakukan untuk penguburan? Harta harus dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk sosial, supaya membiasakan anak-anaknya (mendiang) tidak tergantung pada warisan," ujar Layuk.
Pekuburan Londa Tana Toraja, Sulawesi Selatan. (Foto. koleksi pribadi)
Dalam kepercayaan masyarakat Toraja, mereka berkeyakinan hewan-hewan sembelihan tersebut akan menemani arwah orang yang meninggal menuju Puya (Surga) dan sebelum diupacarakan dalam Rambu Solo, maka orang yang meninggal tersebut hanya dianggap sakit. Ia tetap dibaringkan di tempat tidurnya. Setiap hari tetap disiapkan makanan, minuman, bacaan dan hal lain yang menjadi kebiasaan ketika hidup, termasuk tontonan acara TV favoritnya.
Upacara pemakaman mayat adalah saat-saat yang paling mendebarkan di mana jenazah akan diangkat menggunakan tali kemudian diletakkan di atas tebing yang sangat curam, hanya dengan peralatan tangga dari bambu yang diikat.
Dalam kepercayaan penduduk Tana Toraja, memiliki prinsip semakin tinggi tempat jenazah diletakkan maka akan semakin cepat pula rohnya menuju ke Nirwana.
Pekuburan Londa Tana Toraja, Sulawesi Selatan. (Foto. koleksi pribadi)
Profil Suku Toraja
- Mayoritas berdiam di Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara serta wilayah sekitar Sulawesi Selatan
- Luas wilayah sekitar 3.205,77 km2 dengan wilayah pegunungan yang eksotik.
- Masyarakat Toraja menganut Agama Kristen, sebagian kecil beragama Islam dan Hindu. Ada juga kepercayaan animisme, Aluk Todolo, agama nenek moyang suku Toraja.
- Penduduk Tanah Toraja bermata pencaharian di sektor pariwisata, perkebunan, pertanian, dan peternakan.