leader

Recep Tayyip Erdogan, Presiden Pertama Pilihan Rakyat Turki

Penulis thephraseid
Apr 28, 2021
Recep Tayyip Erdogan, Presiden Pertama Pilihan Rakyat Turki

Recep Tayyip Erdogan adalah Presiden Turki ke-12 yang menjabat sejak 28 Agustus 2014. Sebelumnya ia adalah Perdana Menteri Turki yang menjabat sejak 14 Maret 2003 dan kemudian mencalonkan diri sebagai presiden di tahun 2014 dan terpilih sebagai presiden pertama yang dipilih oleh masyarakat setelah 91 tahun, karena sebelumnya presiden dipilih oleh parlemen.





Erdogan lahir pada 26 Februari 1954 di kota Rize, Turki. Ia mengenyam pendidikan dasar di kota Qashim lalu kemudian melanjutkan pendidikan menengah di sekolah yang mengajarkan ajaran-ajaran islam seperti fiqih, akidah, dan tajwid. Selama menuntut ilmu dari pendidikan menengah hingga perguruan tinggi, Erdogan menyelingi kegiatannya dengan berjualan untuk membantu orang tuanya karena ia berasal dari keluarga yang kurang mampu.





Sejak kecil hingga dewasa, Erdogan memiliki hobi bermain sepak bola dan ia bergabung di tiga klub sepak bola yang berbeda di Istanbul. Pada umur 16 tahun, Erdogan menjadi pemain sepak bola profesional. Namun, hobinya bermain sepak bola tidak dilanjutkan menjadi profesi, karena setelah lulus perguruan tinggi dan menekuni bidang ekonomi dan bisnis, ia bekerja di sektor swasta.





Recep Tayyip Erdogan saat divaksin Covid-19. (Foto: instagram.com/rterdogan)




Saat masih menjadi mahasiswa aktif, Erdogan bergabung dengan gerakan politik dengan Partai Keselamatan Nasional. Berbekal dari pengalaman ini, Erdogan kemudian terjun di dunia politik diawali dengan menjadi bagian dari Partai Kesejahteraan di wilayah Istanbul. Tak lama setelah aktif di partai, ia menjadi ketua partai tersebut di wilayah Istanbul yang kemudian menjabat sebagai wali kota wilayah Istanbul Raya.





Selama menjabat sebagai wali kota, Erdogan merupakan pemimpin yang menorehkan pengaruh bagi kota tersebut seperti membangun prasarana dan jalur-jalur transportasi Istanbul, memperindah kota tersebut, dan pengadaan air bersih. Namun, pada tahun 1997 Erdogan sempat dipenjara karena membacakan puisi yang bermasalah bagi pemerintahan saat itu dan mendekam di bui selama empat bulan.





Erdogan kemudian keluar dari partai tersebut dan mendirikan partai baru yang bernama Adalet Ve Kalkinma Partisi (AKP) atau Partai Keadilan dan Pembangunan pada tahun 2001. Ideologi yang dianut dalam partai ini adalah ideologi keislaman, mengikuti Erbakan yang dulunya merupakan pemimpin ketua keselamatan nasional dan merupakan sosok yang diidolakan Erdogan. Meski begitu, Erdogan berkata bahwa partainya bukanlah partai keagamaan, melainkan partai yang menjaga kebersamaan.





Recep Tayyip Erdogan dengan istrinya. (Foto: instagram.com/rterdogan)




Dalam masa kepemimpinannya, Erdogan melakukan reformasi fundamental dan menunjukkan wajah baru Turki yang islami tetapi membuka diri terhadap negara lain.





Selain itu, saat Erdogan memimpin sebagai perdana menteri pada tahun 2003, ia diwarisi kekacauan ekonomi akibat kudeta terhadap Erbakan beberapa tahun sebelumnya. Erdogan memperbaiki ekonomi Turki seperti mengendalikan inflasi, menaikkan GDP, meningkatkan cadangan devisa Turki, melunasi sebagian besar hutang kepada IMF, dan masih banyak lagi.





Diluar perbaikan ekonomi, selama menjabat sebagai perdana menteri, Erdogan juga menambah jumlah bandara dan jalan tol, menambah rel kereta api, menambah jumlah universitas di Turki, serta membangun terowongan Marmaray. Berkat kesuksesan Erdogan sebagai perdana menteri, ia mendapat dukungan besar dari rakyat dan berhasil dalam pemilihan presiden pada tahun 2014.





Recep Tayyip Erdogan di Hagia Sophia. (Foto: instagram.com/rterdogan)




Selama Erdogan menjabat sebagai presiden, banyak kesuksesan dan perubahan yang dilakukannya. Beberapa diantaranya adalah menghapus larangan mengenakan jilbab di ruang publik dan institusi pemerintah, kecuali di institusi hukum, militer dan kepolisian. Erdogan juga berhasil menjadikan Turki sebagai negara dengan perekonomian terbesar ke-16 di dunia. Erdogan juga menghapus jabatan perdana menteri dalam pemerintahan serta yang menarik perhatian dunia adalah ketika Erdogan mengubah fungsi Hagia Sophia dari museum menjadi masjid.





Dilansir dari laman twitter Erdogan, ia baru saja membagikan kata-kata yang berbunyi  “Hedeflediğimiz rahatlamayı sağlayabilmek için önümüzdeki günlerde hep birlikte biraz daha fedakârlık yapmamız önemlidir.” yang berarti “Penting bagi kita untuk membuat sedikit lebih banyak pengorbanan bersama di hari-hari mendatang untuk mencapai bantuan yang kita inginkan”. [rk]


Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic