ThePhrase.id - Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta telah menguji coba rekayasa lalu lintas di kawasan TB Simatupang sejak 15 hingga 19 September 2025. Rekayasa ini direncanakan diperpanjang dengan membuka Gerbang Tol Fatmawati 2 hingga akhir Oktober 2025. Perpanjangan dilakukan setelah uji coba lima hari menunjukkan hasil positif.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, menyebut penerapan rekayasa lalu lintas ini berhasil mengurai kemacetan di kawasan TB Simatupang, khususnya pada simpang Antasari hingga simpang Lebak Bulus yang kerap padat.
Menurut anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Muhammad Al Fatih, kebijakan tersebut merupakan bukti nyata pemerintah dalam memberikan solusi konkret untuk mengatasi kemacetan.
Berdasarkan hasil evaluasi, rekayasa lalu lintas ini berhasil menurunkan volume kendaraan di Jalan RA Kartini sebesar 17,15 persen pada jam sibuk. Jika dibandingkan antara data sebelum dan sesudah uji coba, terlihat hasil yang positif.
Sebelum uji coba diterapkan pada periode 25–29 Agustus 2025, volume lalu lintas rata-rata pada jam puncak di Jalan RA Kartini mencapai 3.774,81 smp/jam. Namun, selama uji coba angka itu turun menjadi 3.127,44 smp/jam atau menurun 17,15 persen.
Selain itu, hasil analisis juga mencatat kapasitas ruas Jalan RA Kartini meningkat 26 persen. Nilai volume per kapasitas (VC ratio) turun 21,4 persen dan kecepatan rata-rata jaringan jalan naik 15,92 persen. Hal ini menunjukan bahwa kinerja lalu lintas di kawasan TB Simatupang–RA Kartini meningkat 18,65 persen.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, juga menyebutkan bahwa volume kendaraan yang masuk di Gerbang Tol Fatmawati 2 mencapai 3.052 kendaraan atau rata-rata 610 kendaraan per hari.
Rekayasa lalu lintas ini merupakan salah satu upaya untuk menindaklanjuti seluruh proyek galian di kawasan TB Simatupang yang menjadi penyebab kemacetan.
Sehingga, hal ini menunjukkan tingginya kebutuhan masyarakat terhadap alternatif jalur yang lebih lancar sekaligus mengurangi penumpukan kendaraan di jalan arteri.
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Muhammad Al Fatih, meminta Pemprov DKI dan kontraktor proyek penggalian menyempaikan timline galian secara terbuka mulai dari waktu awal pekerjaan hingga target penyelesaian.
Selain itu, perlu dilakukan pengkajian ulang terhadap titik-titik bottle neck dan penyempitan jalan di kawasan TB Simatupang, agar rekayasa yang diterapkan tidak hanya sementara mengurai kemacetan, tetapi juga mencegah potensi hambatan baru di lapangan. [Syifaa]