ThePhrase.id - Thai Pesticide Alert Network (Thai-PAN) telah mengeluarkan peringatan terkait ditemukannya residu pestisida di atas batas aman pada anggur shine muscat di Thailand.
Hasil laboratorium mengidentifikasi 14 bahan kimia berbahaya pada konsentrasi di atas 0,01 mg/kg, serta total 50 jenis residu kimia, di mana 22 di antaranya, seperti triasulfuron, cyflumetofen, tetraconazole, dan fludioxonil, tidak diatur oleh hukum Thailand.
Setelah adanya temuan di Thailand, Kementerian Pertanian dan Ketahanan Pangan Malaysia (KPKM) memutuskan untuk menyelidiki keberadaan residu pada anggur shine muscat di Malaysia. Melansir malaymail.com, Menteri Pertanian dan Ketahanan Pangan Malaysia, Mohammad Sabu, menyatakan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan berbagai lembaga, termasuk Jabatan Perkhidmatan Karantina dan Inspeksi Malaysia serta Bahagian Biosekuriti Jabatan Pertanian, untuk memastikan keamanan pangan
Melansir detikhealth, Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar, menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ada laporan atau temuan terkait residu pestisida pada anggur shine muscat di Indonesia. Meski demikian, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk melakukan pemeriksaan.
"Tetapi kita akan berkoordinasi secara ketat badan karantina di departemen pertanian karena kan masuknya ke negara kita lewat situ," kata Taruna.
BPOM juga berencana melakukan sampling di pasar dan toko guna memastikan keamanan anggur shine muscat yang beredar di Indonesia.
"Sekaligus Badan POM akan menjalankan tahapan berikutnya yaitu melakukan sampling ke beberapa toko-toko atau pasar yang bisa berdampak kepada masyarakat," sambung Taruna.
Epidemiolog Dicky Budiman mengingatkan akan bahaya pestisida sistemik yang dapat terserap ke dalam jaringan buah, seperti triasulfuron dan tetraconazole, yang ditemukan pada anggur shine muscat di Thailand. Menurutnya, jika residu pestisida dalam anggur ini melebihi ambang batas aman, risiko kesehatan konsumen meningkat secara signifikan.
"Paparan pestisida yang berlebihan tak hanya berdampak pada sistem pencernaan, tetapi juga dapat memicu gangguan pada sistem saraf dan, dalam jangka panjang, bahkan meningkatkan risiko kanker," ungkap Dicky.
Senada dengan itu, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, menambahkan bahwa paparan pestisida dalam jangka panjang juga dapat memengaruhi sistem endokrin, hati, dan ginjal.
Aji menyarankan masyarakat agar lebih berhati-hati dalam mengolah sayuran dan buah-buahan. Ia merekomendasikan untuk mencuci buah di bawah air mengalir atau merendamnya dalam larutan garam atau cuka guna mengurangi residu pestisida.
Sebagai alternatif, Aji menyarankan masyarakat untuk memilih buah organik yang bebas dari penggunaan pestisida atau memilih buah yang dapat dikupas sebelum dikonsumsi.
Terakhir, ia mengimbau masyarakat untuk selalu memeriksa label dan keterangan produk, terutama negara asal atau sumber impornya, serta memastikan produk memiliki sertifikasi keamanan pangan yang jelas. Hal ini penting untuk memastikan kualitas pengelolaan pestisida dari pihak penghasil buah. [nadira]