ThePhrase.id - Putra bungsu Presiden RI Joko Widodo, Kaesang Pangarep resmi bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Bergabungnya Kaesang ke PSI secara simbolis ditandai dengan diserahkannya Kartu Tanda Anggota (KTA) PSI dengan nomor anggota S317420230151515 secara langsung oleh sejumlah petinggi partai kepada dirinya.
“PSI ini partai yang bagus, yang diisi oleh anak-anak muda yang berintegritas, mereka juga punya kompetensi, dan yang paling penting adalah mereka punya semangat untuk membuat Indonesia jauh lebih baik,” ucap Kaesang di kediamannya, Kota Solo pada Sabtu (23/9) dikutip Antaranews.
Kaesang turut mengajak anak-anak muda untuk lebih berpartisipasi aktif di politik, mengingat Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang akan dilaksanakan beberapa bulan lagi.
“Anak muda itu biasanya hanya dijadikan objek pasif. Kami mau mereka menjadi objek yang aktif karena bagaimanapun masa depan Indonesia itu untuk anak muda Indonesia,” tukasnya.
Ia mengaku memilih berjuang bersama PSI karena memiliki kesamaan visi dan misi, dan juga sudah menjalin komunikasi dengan baik dengan petinggi-petinggi partai termasuk Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie.
“Saya dengan teman-teman PSI kan sudah cukup lama (berhubungan), temasuk komunikasi saya dengan wamen (Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Raja Juli Antoni) dan Sis Grace,” tandasnya.
Pengamat politik Adi Prayitno menilai Kaesang cocok memegang jabatan ketua umum (ketum) atau dewan pembina dari PSI, mengingat namanya yang cukup besar.
“Untuk jabatan, dewan pembina atau ketua umum partai, kalau hanya kader biasa, tidak sebanding dengan nama besarnya,” sebut Adi Prayitno di Jakarta, Sabtu. (23/9).
Dengan bergabungnya Kaesang, Adi yakin PSI dapat lolos ke Senayan. Menurutnya, Kaesang merupakan sosok anak muda yang sangat terkenal yang juga memiliki jaringan dan sumber daya politik yang bagus.
“Saya termasuk orang yang meyakini, kalau PSI itu akan lolos ke Senayan,” tandas Adi.
“Tinggal mencari dua persen, saya kira ada portofolio Kaesang, dan itu sangat mungkin,” lanjut Direktur Parameter Politik Indonesia itu. (Rangga)