Thephrase.id - Presiden La Liga, Javier Tebas, angkat bicara terkait polemik larangan bendera Palestina yang sempat ramai di Santiago Bernabéu.
Tebas menegaskan, otoritas La Liga maupun federasi sepak bola Spanyol tidak pernah mengeluarkan aturan yang melarang simbol tersebut di pertandingan La Liga.
Isu ini mencuat setelah Real Madrid, salah satu klub terbesar di La Liga, disebut menerapkan kebijakan internal yang melarang masuknya bendera Palestina ke dalam stadion.
Kebijakan itu memicu perdebatan luas di media sosial dan menimbulkan dugaan bahwa aturan tersebut berasal dari La Liga.
Pekan lalu, sejumlah suporter Real Madrid mengunggah video yang menunjukkan mereka ditolak masuk ke Santiago Bernabéu karena membawa bendera Palestina. Rekaman itu viral dan menjadi bahan diskusi publik.
Saat menghadiri sesi tanya jawab dengan media akhir pekan kemarin, Tebas ditanya apakah kebijakan tersebut merupakan arahan dari La Liga. Ia membantah tegas anggapan itu.
"Bendera Palestina tidak boleh di Santiago Bernabéu? Tidak, La Liga tidak dan tidak akan melarang bendera Palestina," tegas Tebas.
"Selama semuanya dilakukan sesuai aturan dan pertandingan tidak terganggu, maka tidak ada masalah. Apa yang terjadi di Gaza memang sangat sulit dan keras," lanjutnya.
Klarifikasi ini menjadi jawaban resmi pertama dari pimpinan La Liga setelah gelombang kritik terhadap dugaan pelarangan simbol Palestina di stadion.
Tebas menyatakan kembali bahwa liga menghormati ekspresi damai para pendukung, asalkan tidak melanggar regulasi maupun mengganggu jalannya pertandingan.
"Segala sesuatu yang dilakukan dengan tertib dan tidak menghentikan apapun harus dihormati," ucapnya.
Meski demikian, ia juga menekankan bahwa aksi protes yang berpotensi menghentikan kompetisi tidak bisa ditoleransi.
"Tidak boleh ada tindakan yang dapat melumpuhkan apapun," kata Tebas.
Selain menyinggung isu bendera, Tebas juga membicarakan kemungkinan klub Spanyol bertemu tim asal Israel di kompetisi Eropa. Menurutnya, keputusan tersebut rumit dan sangat bergantung pada kondisi politik maupun keamanan internasional.
"Situasi seperti itu sangat kompleks. Semoga nanti, jika harus terjadi pertandingan, situasinya sudah lebih baik," beber Tebas.
"Tidak sampai benar-benar terselesaikan, karena itu mustahil, tetapi setidaknya pada kondisi di mana tidak ada penduduk yang menjadi korban," jelas Tebas.