ThePhrase.id - Di tengah maraknya reboot dan revival, hadir sebuah interpretasi segar dari film klasik yang dicintai, "Dealova." Adaptasi kontemporer ini menceritakan tentang Libby, seorang gadis remaja yang terpecah antara passion-nya dan harapan ibunya. Diperankan oleh Givina Lukita Dewi, Libby menyembunyikan cintanya pada bola basket di balik topeng seorang cheerleader, menavigasi kompleksitas kehidupan remaja sambil berjuang untuk mewujudkan mimpinya.
Apa yang membedakan reboot ini dari pendahulunya adalah perbedaan dalam alur cerita, terutama pada bagian akhirnya. Sementara film "Dealova" original meninggalkan penonton dengan kesimpulan yang menyentuh dan melankolis, adaptasi ini memilih resolusi yang lebih optimis dan terbuka.
Meskipun perubahan ini mungkin membuat beberapa penggemar merindukan kedalaman emosional dari film aslinya, keputusan untuk menyajikan akhir yang lebih cerah tidak mengurangi daya tarik keseluruhan film.
Para pemain memberikan penampilan yang patut diacungi jempol, khususnya Harris Vriza, Givina Lukita Dewi, dan Dikta Wicaksono. Harris Vriza dengan baik menghidupkan sosok Tama, seorang mantan atlet basket yang dikenal kasar dan bermasalah di sekolah. Dikta Wicaksono, yang memerankan Abi, berhasil menunjukkan kemampuannya dengan menghadirkan karakter yang sangat berbeda dengan Tama.
Meskipun demikian, perkembangan karakter terasa agak terburu-buru, menyisakan keinginan akan lebih banyak kedalaman dalam perjalanan mereka.
Berbeda dengan pendekatan film aslinya yang lebih menekankan pada kisah cinta, "Dealova" (2024) menyoroti tema olahraga dengan permainan basket menjadi fokus utama. Ini memberikan sentuhan segar pada narasi dengan mengeksplorasi perjuangan dan impian melalui dunia olahraga.
Dalam hal visual, beberapa adegan menampilkan sinematografi yang memukau. Namun, sayangnya beberapa adegan terlihat kurang memuaskan akibat penggunaan green screen yang terlihat. Meskipun ada kekurangan teknis ini, momen visual yang mengesankan mampu menangkap perhatian penonton dan meningkatkan pengalaman menonton secara keseluruhan.
Soundtrack film ini memberikan lapisan emosi dan energi yang tepat, memperkuat adegan-adegan kunci dengan baik. Dengan irama yang dinamis dan melodi yang menghentak, soundtrack film ini berhasil menambahkan kegembiraan dan ketegangan, terutama dalam adegan-adegan yang berkaitan dengan basket.
Penyanyi Fadhilah Intan menghadirkan kembali lagu ikonik "Dealova" yang sebelumnya dipopulerkan oleh Once Mekel. Sayangnya, meskipun penampilannya sangat baik, lagu "Dealova" yang memiliki nuansa lebih melankolis sedikit kurang sesuai dengan arah cerita yang lebih ceria dalam reboot film ini.
"Dealova" (2024) tampaknya ditujukan untuk demografi remaja dan dewasa muda, menawarkan cerita romansa remaja yang ringan dan menghibur. Meskipun mungkin tidak sepenuhnya memuaskan penggemar versi aslinya, reboot ini berhasil sebagai hiburan yang menyenangkan dengan sentuhan olahraga yang menyegarkan.
Secara keseluruhan, reboot "Dealova" ini memberikan pengalaman sinematik yang menyenangkan, meskipun tidak mencapai kedalaman dan resonansi emosional dari pendahulunya. Meskipun memiliki kekurangan, film ini menawarkan perjalanan yang menyenangkan dan menghibur bagi mereka yang mencari secercah romansa remaja dan drama olahraga. Jadi, jika kamu ingin menonton film yang membuat hati senang dengan sentuhan modern, berikan kesempatan pada reboot ini.
Film Dealova (2024) tayang di bioskop Indonesia mulai 22 Februari 2024.
[nadira]