lifestyleMovie and Review

Review Film Original Netflix Mother of the Bride: Mengecewakan

Penulis Nadira Sekar
May 17, 2024
Foto: Mother of the Bride (dok. Netflix)
Foto: Mother of the Bride (dok. Netflix)

ThePhrase.id - Dalam genre komedi romantis, penonton sering mencari pelarian yang menyenangkan ke dalam dunia cinta, tawa, dan karakter yang menggemaskan. Namun, tak semua film berhasil menghidupkan harapan ini sepenuhnya.

Dengan premis yang menjanjikan dan kehadiran aktor terkenal seperti Brooke Shields, "Mother of the Bride" berusaha memikat penonton dengan kisah pernikahan dan ikatan keluarga. Namun, meskipun berpotensi, film ini kurang mampu menciptakan pengalaman sinematik yang berkesan.

Film ini mengisahkan tentang Emma Winslow (diperankan oleh Miranda Cosgrove), yang setelah setahun bekerja untuk Discovery Resorts di London, akhirnya bertunangan dengan kekasihnya RJ (diperankan oleh Sean Teale). Emma menerima tawaran itu dengan senang hati, namun dia merasa cemas tentang reaksi ibunya, Lana, karena mereka hanya tinggal berdua sejak ayahnya meninggal ketika Emma masih berusia delapan tahun.

Di San Francisco, Lana Winslow (diperankan oleh Brooke Shields) memimpin sebuah laboratorium penelitian medis. Ketika Emma pulang dan mengumumkan rencananya, bahwa daripada melanjutkan ke sekolah pascasarjana atau mencari pekerjaan, dia akan memulai bisnis sendiri, Lana terkejut.

Emma menjelaskan bahwa dia akan mendapatkan sponsor dengan angka enam digit untuk mempromosikan Discovery. Namun, yang lebih mengejutkan, Emma memberitahu Lana bahwa dia akan menikah dalam sebulan di sebuah resor di Phuket, Thailand. Setelah meyakinkan ibunya bahwa dia yakin dengan keputusannya, Lana akhirnya menyatakan bahwa dia bahagia untuknya. Discovery setuju untuk menanggung semua biaya pernikahan sebagai imbalan atas promosi resor tersebut.

Review Film Original Netflix Mother of the Bride  Mengecewakan
Foto: Brooke Shields dalam Mother of the Bride (dok. Netflix)

Ketika tiba di Thailand, Lana baru mengetahui bahwa RJ adalah anak dari Will Jackson (diperankan oleh Benjamin Bratt), yang merupakan mantan kekasihnya di masa lalu ketika mereka masih di Stanford.

Meskipun memiliki daya tarik dari para pemain berbakatnya, termasuk Brooke Shields, "Mother of the Bride" gagal memanfaatkan potensinya. Harapan untuk komedi romantis yang menyenangkan seperti "Ticket to Paradise" segera pupus saat film ini berkembang menjadi pengalaman yang mengecewakan.

Dari awal, "Mother of the Bride" berjuang dengan masalah tempo yang menghambat kemampuannya untuk menarik perhatian penonton. Apa yang seharusnya menjadi persiapan pernikahan yang ceria malah menjadi perjalanan yang membosankan melalui trope komedi romantis generik.

Salah satu penyelamat film ini adalah penampilan tulus yang disampaikan oleh Benjamin Bratt dalam peran Will Jackson. Bratt berhasil membawa autentisitas pada karakternya, menggambarkan seorang pria yang masih sangat mencintai mantan kekasihnya, Lana. Namun, sayangnya, chemistry antara karakter, terutama di antara anggota pemain muda, gagal menyala, membuat interaksi terasa dipaksakan dan dibuat-buat. Penampilan Miranda Cosgrove sebagai Emma juga terasa seperti pilihan yang kurang tepat.

Review Film Original Netflix Mother of the Bride  Mengecewakan
Foto: Miranda Cosgrove dan Sean Teale dalam Mother of the Bride (dok. Netflix)

Meskipun "Mother of the Bride" memiliki kualitas produksi yang cukup baik, dengan sinematografi dan desain set yang kompeten, sayangnya film ini melewatkan kesempatan untuk sepenuhnya membenamkan penonton dalam budaya yang kaya dari setting Thailand-nya. Sebagai gantinya, film ini memilih fokus yang sempit pada karakter-karakter Barat, meminggirkan latar belakang budaya yang kaya di mana kisahnya berkembang. Kekurangan ini mencuri identitas unik film tersebut, membuatnya terasa generik dan kurang terinspirasi.

Inti dari sebuah komedi romantis yang sukses adalah kemampuannya untuk membangkitkan emosi genuin dari penonton, entah itu tawa, air mata, atau rasa nostalgia yang hangat. Namun, "Mother of the Bride" mengalami kesulitan dalam terhubung dengan penonton secara emosional. Film ini terhalang oleh dialog yang sedikit cringe dan motivasi karakter yang tidak meyakinkan. Konflik utama yang mengelilingi identitas Emma sebagai seorang influencer kurang memiliki keautentikan, yang lebih jauh menjauhkan penonton dari narasi dan protagonisnya.

Sebagai kesimpulan, "Mother of the Bride" adalah tambahan yang kurang memikat bagi genre komedi romantis. Meskipun didukung oleh upaya terbaik para pemain berbakatnya, film ini menghadapi kesulitan dalam mengatasi masalah tempo yang lambat, cerita yang kurang terinspirasi, dan kurangnya kedalaman emosional. 

Meskipun mungkin terdapat beberapa momen keceriaan yang tercecer sepanjang film, mereka terlalu sedikit dan jarang. Pada akhirnya, "Mother of the Bride" adalah sebuah upaya sinematik yang mudah terlupakan. [nadira]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic