Review 'Running Point', Sitcom Basket Kate Hudson yang Menghibur

ThePhrase.id - Serial sitcom terbaru Netflix, Running Point sukses menghadirkan kombinasi segar antara komedi olahraga dan drama keluarga. Tanpa perlu jadi penggemar basket, kamu bisa menikmati kisah yang penuh tawa dan makna ini.

Diproduksi oleh Elaine Ko, Mindy Kaling, Ike Barinholtz, dan David Stassen, serial ini tayang perdana pada 27 Februari 2025, dengan Kate Hudson sebagai bintang utama yang memerankan Isla Gordon, mantan party girl berusia 30-an yang tiba-tiba harus mengelola tim basket profesional keluarganya, LA Waves.

Karakter Utama yang Relatable dan Pemeran Pendukung yang Kuat

Isla Gordon adalah karakter yang jauh dari sempurna, namun justru inilah yang membuatnya begitu menarik. Kate Hudson berhasil menampilkan perpaduan yang pas antara ambisi dan sisi manusiawi, menjadikan Isla sosok yang mudah untuk didukung. 

Selain Isla, karakter Marcus Winfield yang diperankan Toby Sandeman sukses mencuri perhatian. Perkembangannya sebagai kapten tim menambah kedalaman cerita. Fabrizio Guido juga berhasil memberikan performa yang berkesan sebagai Jackie Moreno, terutama saat beradu peran dengan Brenda Song sebagai Ali Lee. Keduanya menampilkan chemistry yang kuat, menghadirkan momen-momen hangat dan lucu yang membuat serial ini semakin asyik ditonton.

Alur Cerita yang Seru dan Komedi yang Tepat Sasaran

Dengan hanya 10 episode yang berdurasi sekitar 35–40 menit per episode, Running Point berhasil menjaga ritme cerita tetap cepat tanpa terasa terburu-buru. Banyak adegan yang sukses mengundang tawa, menjadikan serial ini pilihan pas buat nonton sambil santai—termasuk saat menunggu waktu berbuka puasa.

Namun, di balik komedinya, serial ini juga mengangkat isu-isu serius seperti tantangan yang dihadapi perempuan dalam posisi kepemimpinan dan tekanan untuk selalu sempurna. Isla yang terus berusaha meski sering melakukan kesalahan memberi perspektif segar tentang kepemimpinan perempuan di dunia yang didominasi laki-laki.

Selain itu, sentuhan realistis dalam serial ini patut diapresiasi. Keputusan berani untuk membuat tim LA Waves kalah di babak playoff terakhir menambah elemen realisme yang memperkaya cerita. Begitu pula dengan kisah putusnya Isla dengan tunangannya. Meskipun menyedihkan, momen ini memberikan pelajaran berharga bahwa kesalahan adalah bagian dari proses belajar. Pendekatan ini membuat Running Point terasa lebih manusiawi dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.

Kesimpulan

Running Point mungkin akan mengingatkanmu pada serial Netflix Nobody Wants This yang terkenal dengan dialog cerdas dan karakter-karakter yang lovable. Jadi, jika kamu penggemar serial tersebut, Running Point bisa jadi tontonan favoritmu berikutnya. Dengan alur cerita yang seru, pacing yang tepat, serta pesan mendalam tentang kesempatan kedua dan arti kepemimpinan, Running Point jelas layak masuk watchlist-mu. [nadira]