ThePhrase.id - Dirilis secara global pada 2 Mei 2025, Thunderbolts* hadir sebagai angin segar di tengah kejenuhan Marvel Cinematic Universe (MCU). Disutradarai oleh Jake Schreier dan ditulis oleh Eric Pearson serta Joanna Calo, film ini menampilkan narasi yang lebih ringkas, emosional, dan fokus pada pengembangan karakter. Kombinasi ini menghasilkan salah satu tim ensemble paling menyenangkan sejak era awal MCU.
Mengikuti sekelompok antihero yang bergulat dengan masa lalu kelam mereka, Thunderbolts* memilih untuk menghindari kompleksitas berlebihan yang sering membebani film-film MCU belakangan. Sebagai gantinya, film ini menyajikan kisah yang lebih sederhana namun tetap berdampak, dengan tema penebusan dan pencarian makna hidup sebagai inti cerita. Hasilnya adalah narasi yang terasa lebih personal dan menyentuh.
Salah satu kekuatan terbesar film ini adalah penampilan para pemain. Florence Pugh kembali mencuri perhatian sebagai Yelena Belova. Kali ini, Yelena digambarkan dengan lebih banyak lapisan emosional yang terasa autentik, memperkuat posisinya sebagai karakter penting di MCU. Melihat Yelena berada di pusat cerita rasanya seperti harapan lama untuk Natasha Romanoff yang akhirnya tercapai.
Sebastian Stan juga tampil memukau sebagai Bucky Barnes/Winter Soldier. Setiap adegan kemunculannya terasa berkesan, dengan salah satu momen paling ikonik adalah saat Bucky meluncur ke medan tempur dengan sepeda motor. Sebastian Stan memang memiliki kualitas bintang yang selalu sukses menarik perhatian.
Chemistry antar karakter pun terasa sangat solid. Interaksi antara Yelena dan Red Guardian (David Harbour), serta Bob (Lewis Pullman), terasa hangat dan tulus. Para pemain pendukung seperti Wyatt Russell, Hannah John-Kamen, Geraldine Viswanathan, dan Julia Louis-Dreyfus juga tampil mengesankan dan mampu menambah kedalaman tim yang seru diikuti.
Selain penampilan para pemain, pacing juga menjadi salah satu keunggulan utama Thunderbolts*. Dengan durasi dua jam, film ini terasa padat namun tidak terburu-buru. Tidak ada momen yang terasa sia-sia atau terlalu panjang. Humor yang disajikan juga terasa pas dan mengingatkan kita pada era awal Avengers yang begitu dicintai penonton.
Meski begitu, film ini tidak sepenuhnya bebas dari kekurangan. Sayangnya, karakter Taskmaster tidak mendapatkan eksplorasi yang cukup. Perannya terlalu singkat, padahal potensinya sebenarnya besar untuk dikembangkan lebih jauh.
Meskipun ada beberapa kekurangan, Thunderbolts* tetap menjadi salah satu film Marvel yang paling menyenangkan dan mudah dinikmati dalam beberapa tahun terakhir. Walaupun pemahaman dasar tentang karakter akan memperkaya pengalaman menonton, film ini tetap bisa dinikmati oleh penonton umum. Di tengah semesta MCU yang semakin kompleks, Thunderbolts* hadir sebagai film yang segar dan menghibur.
Thunderbolts* alias *New Avengers kini dapat disaksikan di bioskop Indonesia.
[nadira]