ThePhrase.id - Pengamat politik, Rocky Gerung menilai kemenangan yang diraih PDI Perjuangan di Pilkada Jakarta 2024 akan menjadi penanda bahwa era Presiden Ke-7 RI Joko Widodo sudah selesai.
“Ketika banteng (PDIP) menang di DKI (Jakarta), itu artinya Jokowi kalah di mana-mana. Kalau Jokowi masih menang di beberapa tempat, ya itu sebetulnya situasi yang sangat lokal saja. Jadi sebetulnya era Jokowi sudah selesai, dan dimulai lagi oleh era PDIP,” ucap Rocky Gerung sebagaimana dikutip dari kanal YouTube pribadinya, Rocky Gerung Official pada Rabu (4/12).
Dalam video yang telah tayang sejak Minggu (1/12) itu, Rocky menyoroti kekalahan PDIP di wilayah yang sebelumnya disebut sebagai “kandang banteng” yakni Jawa Tengah karena diduga terdapat keterlibatan aparat negara, namun berhasil menang di Jakarta berkat konsolidasi partai dan ideologinya.
Menurutnya, Jakarta yang ke depannya akan menjadi rumah baru PDIP memungkinkan partai tersebut menjadi faktor baru dalam politik Indonesia, yang akan dilihat oleh Presiden RI Prabowo Subianto ke depannya.
“Sebagai faktor, tentu dia akan dilihat secara signifikan oleh Pak Prabowo, ketimbang Pak Prabowo melihat potensi Jokowi di masa depan,” imbuhnya.
Adapun meski kalah di Pilkada Jateng, PDIP masih mampu memenangkan banyak wilayah tingkat kabupaten/kota di provinsi tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa kekuatan partai berlambang banteng moncong putih itu semakin solid ketika dipermainkan oleh Jokowi yang juga merupakan mantan kader partai tersebut.
“Tapi sebetulnya juga a blessing in disguise (keberkahan tersembunyi), bahwa PDIP masih memenangkan banyak pilkada di tingkat kabupaten, itu menunjukkan bahwa dispersi PDIP secara ideologis sudah tumbuh di wilayah-wilayah Indonesia, apalagi PDIP kandang bantengnya pindah ke Jakarta,” tukasnya.
Rocky Gerung menilai penyebutan Jawa Tengah sebagai “kandang bantuan sosial” (bansos) maupun “kandang partai cokelat” (parcok) merupakan wujud dari kejengkelan PDIP terhadap Jokowi.
“Memang masih ada sisa-sisa kejengkelan PDIP terhadap proses pelaksanaan pilkada kemarin, terutama keterlibatan aparat, dan adalah hak PDIP untuk mengajukan semacam komplain terhadap peristiwa-peristiwa yang memang mengindikasikan bahwa PDIP “dikerjain” oleh Jokowi melalui aparat,” ujarnya.
Sebutan kandang bansos dan kandang parcok sebelumnya dikatakan oleh Ketua DPP PDIP, Deddy Sitorus yang dalam konferensi pers pada Kamis (28/11) mengungkapkan rasa jengkelnya terhadap aparat penegak hukum yang diduga memiliki keterlibatan dalam proses Pilkada Jateng.
Menurutnya, sebagai persiapan menuju Indonesia Emas, perlu dipastikan bahwa hal tersebut harus dimulai dengan pelembagaan politik yang rasional.
“Ini kalau Deddy mengatakan bahwa Jawa Tengah itu sudah jadi kandang bansos dan kandang parcok, itu protes yang memang dia maksudkan supaya ada evaluasi, tentu,” tandasnya. (Rangga)