sport

Romano Floriani Mussolini, Cicit Pemimpin Fasis Italia yang Ingin Dikenal di Serie A

Penulis Ahmad Haidir
Jul 24, 2025
Foto: Instagram Romano Floriani Mussolini
Foto: Instagram Romano Floriani Mussolini

Thephrase.id - Di Cremona, suatu kota tenang di Italia utara, musim panas tahun ini membawa cerita baru di dunia sepak bola. Seorang pemuda berusia 22 tahun berjalan memasuki ruang konferensi klub Cremonese dengan senyum canggung, memperkenalkan dirinya kepada publik.

Namanya Romano Floriani Mussolini, dan nama belakangnya segera membuat banyak orang menoleh. Romano bukan sekadar pemain baru yang datang dari Lazio dengan status pinjaman.

Ia adalah cicit dari Benito Mussolini, pemimpin fasis Italia yang pernah mengubah jalannya sejarah negeri itu. Tetapi siang itu, di hadapan jurnalis, ia tidak ingin bicara masa lalu keluarganya. Romano lebih memilih bicara tentang sepak bola.

"Saya di sini untuk bermain sepak bola," tegasnya.

Ia tahu, nama Mussolini selalu memancing diskusi. Akan tetapi, Romano memastikan bahwa hal itu tidak pernah menjadi masalah baginya.

Romano lahir di Roma pada 31 Maret 2003. Ia adalah putra dari Alessandra Mussolini, seorang politikus, dan Mario Floriani, seorang petugas polisi.

Kedua orang tuanya memberinya dua nama keluarga, Floriani dan Mussolini, sesuatu yang jarang terjadi pada saat itu.

Beberapa tahun kemudian, pengadilan Italia baru mengesahkan aturan bahwa anak-anak berhak memakai nama keluarga dari kedua orang tuanya sejak lahir.

Di lapangan, Romano dikenal sebagai pemain serbaguna. Ia lebih sering bermain sebagai bek kanan, tetapi tak jarang pula membantu sektor gelandang kanan.

Perjalanan kariernya berawal dari akademi Roma sebelum menyeberang ke akademi Lazio. Dari sana ia memulai petualangan yang membawanya ke Serie B dan Serie C.

Musim lalu, Romano bermain untuk Juve Stabia di Serie B dan mencetak gol pertamanya pada Desember 2024. Perayaan golnya sempat memunculkan kontroversi karena teriakan dan gestur sebagian penonton.

Klub dengan cepat mengklarifikasi bahwa itu hanyalah bentuk dukungan, bukan simbol politik. Romano tidak banyak menanggapi dan tetap fokus pada permainan.

Setelah masa pinjaman di Juve Stabia, ia kembali ke Lazio dan kemudian dipinjamkan lagi ke Pescara di Serie C. Kini, Cremonese memberikan tantangan baru.

Sebagai tim promosi di Serie A, mereka membutuhkan pemain-pemain dengan semangat besar untuk bertahan di level tertinggi, seperti Romano.

Romano datang membawa tekad itu. Terlihat keinginannya agar publik mengenalnya dari aksinya di lapangan, bukan dari sejarah yang melekat pada nama keluarganya.

"Nama keluarga saya lebih sering mengganggu orang lain dibanding saya," ungkapnya.

Di Cremona, kota yang jauh dari hiruk pikuk Roma, Romano memulai babak baru. Ia mengenakan jersey dengan nama "F. Mussolini" di punggungnya.

"Nama keluarga saya tidak pernah menimbulkan masalah bagi saya dan, dari sudut pandang saya, semakin sedikit yang membicarakannya, semakin baik," kata Mussolini.

"Saya di sini untuk mengekspresikan diri saya di lapangan, tidak ada yang lain. Tapi saya ingin orang-orang membicarakan saya hanya karena cara saya bermain. Saya ingin menunjukkan apa yang bisa saya lakukan dan membuktikan nilai saya," tandasnya. 

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic