
Thephrase.id - Pelatih Manchester United, Ruben Amorim, mengakui performa timnya belum memenuhi standar klub setelah kritik datang dari sejumlah mantan pemain legendaris yang menilai Setan Merah masih berada di bawah pencapaian ideal.
Manchester United menatap laga Premier League melawan Bournemouth pada Selasa, 16 Desember 2025 dini hari WIB dengan situasi di mana kemenangan akan membuat mereka bertahan di enam besar klasemen untuk dua pekan beruntun.
Kondisi tersebut menjadi catatan tersendiri karena akan menjadi kali pertama Manchester United mampu bertahan di zona tersebut sejak akhir musim 2023-2024, tepat sebelum kekalahan telak 0-4 dari Crystal Palace yang sempat memunculkan spekulasi terkait masa depan Erik ten Hag sebelum akhirnya klub menjuarai Piala FA.
Bagi Amorim, posisi tersebut memang dapat dianggap sebagai pencapaian sementara, akan tetapi tetap jauh dibandingkan era Sir Alex Ferguson yang tak pernah membawa Manchester United finis di bawah peringkat ketiga sejak meraih gelar Premier League pertamanya pada 1993.
Perbandingan inilah yang kemudian melatarbelakangi kritik dari Paul Scholes melalui podcast The Good, The Bad & The Football, di mana mantan gelandang Manchester United itu menilai Amorim bukan sosok yang tepat karena sistem permainannya dinilai tidak sejalan dengan tradisi klub yang mengandalkan pemain sayap.
Menanggapi kritik tersebut, Amorim menyatakan bahwa respons dari para mantan pemain adalah hal yang wajar mengingat posisi Manchester United saat ini.
"Saya pikir itu hal yang normal," beber Amorim.
"Faktanya, sebagai manajer Manchester United, saya menilai kami belum mencapai target yang seharusnya. Kami seharusnya memiliki lebih banyak poin, terutama musim ini, dan saya menerima hal itu secara alami," tegasnya.
"Kadang-kadang mereka tidak memiliki semua informasi dan melihat Manchester United berdasarkan standar yang mereka alami dulu, yaitu selalu menang. Bagi mereka, sulit melihat klub ini berada dalam situasi seperti sekarang," kata Amorim.
Amorim juga menepis anggapan bahwa kritik tersebut membuat pekerjaannya menjadi lebih sulit dan menegaskan bahwa masalah utama hanyalah hasil pertandingan.
"Tidak, yang menjadi masalah adalah tidak menang," ucap Amorim.
"Masalahnya adalah saya sebagai manajer belum bekerja cukup baik, dan itu juga fakta yang bisa saya terima. Satu-satunya persoalan bagi mereka adalah Manchester United tidak menang dan tidak berada di posisi yang seharusnya. Jika Anda menang, tidak akan ada masalah," tambahnya.
Amorim menyinggung kondisi skuad yang ia tangani, termasuk penggunaan pemain muda yang dinilai belum sepenuhnya siap, sebagaimana yang juga terjadi pada musim sebelumnya.
Manchester United memilih tidak mengungkap kepastian ketersediaan Noussair Mazraoui, Bryan Mbeumo, dan Amad Diallo untuk laga melawan Bournemouth karena ketidakpastian terkait tugas mereka di Piala Afrika 2025.
Situasi tersebut diperparah dengan absennya Matthijs de Ligt dan Harry Maguire akibat cedera, yang membuka kemungkinan Amorim menurunkan Leny Yoro berusia 20 tahun dan Ayden Heaven yang baru berusia 19 tahun dalam skema tiga bek dalam beberapa pekan ke depan.
Meski demikian, simpati terhadap Amorim tidak sepenuhnya besar, terutama terkait keputusannya dalam menangani gelandang muda Kobbie Mainoo yang belum sekalipun menjadi starter di Premier League musim ini.
Mainoo mendapat sambutan positif dari pendukung Manchester United saat dimainkan sebagai pemain pengganti dalam kemenangan 4-1 atas Wolverhampton Wanderers, di tengah kabar keinginannya untuk pindah dengan status pinjaman demi mendapatkan waktu bermain lebih reguler.
Amorim mengakui belum membahas secara khusus rencana tersebut, namun menyatakan keterbukaannya untuk berdialog dengan sang pemain.
"Saya sudah beberapa kali berbicara dengannya, terutama tahun lalu, dan dengan pemain lain, tetapi untuk topik itu, belum," kata Amorim.
"Saya akan sangat senang jika Kobbie datang berbicara dengan saya mengenai hal tersebut. Saya hanya ingin para pemain saya bahagia," ujarnya.
"Saya memahami setiap individu memiliki tujuan masing-masing dan frustrasi tidak membantu siapa pun," tambah Amorim.
"Saya tidak akan mengatakan apa yang akan saya sampaikan, tetapi saya pasti akan berbicara dengannya," sambungnya.
"Saya sepenuhnya terbuka, itu jelas. Saya punya ide sendiri dan itu juga jelas. Saya tidak akan berubah jika saya tidak mempercayainya, tetapi saya selalu terbuka untuk berbicara dengan pemain mana pun. Saya menyukai hal itu," pungkasnya.