Rugi Besar, KFC Tutup 47 Gerai dan PHK 2.274 Karyawan

ThePhrase.id - PT Fast Food Indonesia, perusahaan yang mengoperasikan waralaba restoran KFC di Indonesia, melaporkan kerugian sebesar Rp557,08 miliar hingga kuartal III 2024.

Kerugian ini tercantum dalam laporan keuangan konsolidasi per 30 September 2024 yang dipublikasikan di laman Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dikutip dari kompas.com, penurunan kinerja keuangan ini berdampak pada penurunan aset perusahaan, yang per 30 September tercatat sebesar Rp3,83 triliun, turun dari Rp3,91 triliun pada 31 Desember 2023.

Selain itu, utang perusahaan juga mengalami kenaikan. Dalam laporan terbaru, utang KFC Indonesia mencapai Rp3,56 triliun, naik dibandingkan akhir tahun lalu yang tercatat Rp3,19 triliun.

Kerugian pada kuartal III 2024 ini menambah daftar panjang kerugian yang dialami perusahaan dalam beberapa tahun terakhir. Selama empat tahun berturut-turut, perusahaan belum pernah mencatatkan keuntungan. Pada 2023, misalnya, kerugian mencapai Rp418,21 miliar, sementara pada 2022 sebesar Rp77,45 miliar. Di tahun 2020 dan 2021, perusahaan juga mengalami kerugian signifikan sebesar Rp300,61 miliar dan Rp377,18 miliar.

Manajemen KFC Indonesia mengungkapkan dua faktor utama yang menyebabkan kerugian perusahaan selama kuartal III 2024. Pertama, kondisi pasar yang belum pulih sepenuhnya; kedua, dampak kampanye boikot terhadap beberapa produk Amerika Serikat di Indonesia.

"Kondisi ini merupakan dampak berkepanjangan dari pemulihan Grup dari pandemi Covid-19, di mana penjualan belum mencapai tingkat yang diharapkan oleh manajemen, dan situasi pasar memburuk akibat dampak dari Krisis Timur Tengah," tulis FAST dalam pernyataan resmi. 

Akibat kerugian ini, perusahaan pun telah menutup puluhan gerai dan melakukan efisiensi, termasuk pengurangan jumlah karyawan. Hingga 30 September 2024, KFC Indonesia mengoperasikan 715 gerai di seluruh Indonesia, turun dari 762 gerai pada Desember 2023. Artinya, sepanjang tahun ini, KFC Indonesia telah menutup 47 gerai. 

Jumlah karyawan juga menurun, dari 15.989 orang pada 31 Desember 2023 menjadi 13.715 orang per 30 September 2024. Dalam setahun, perusahaan yang dimiliki Grup Salim dan Keluarga Gelael ini telah mengurangi 2.274 karyawan. [nadira]