features

Rumitnya Memilih Cawapres

Penulis Aswan AS
Jun 09, 2023
Rumitnya Memilih Cawapres
ThePhrase.id - Setelah dipastikan ada tiga bakal calon presiden (Bacapres) yang akan maju dalam Pilpres 2024 mendatang (Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan GanjarPranowo) tahap berikutnya adalah penentuan bakal calon wakil presiden (Bacawapres) yang akan mendampingi ketiga calon presiden tersebut. Dengan elektabilitas para Bacapres yang relatif seimbang, maka Bacawapres dapat menjadi faktor penentu untuk memenangkan pertarungan. Maka penentuan Bacawapres lebih rumit dan lebih panjang prosesnya daripada menentukan Bacapres. Karena salah sedikit saja akan berakibat fatal keterpilihan (elekabilitas) pasangan.

Berikut ini adalah gambaran kerumitan yang dialami oleh masing-masing Bacapres dan partai atau koalisi pengusungnya dalam mencari pasangan/cawapresnya.

1. Anies Baswedan dari Koalisi Perubahan

Bacapres, Anies Basweda. Foto: Istimewa


Anies Baswedan adalah Bacapres pertama yang diusung dan diumumkan resmi oleh Partai Nasdem yang diikuti oleh Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang tergabung dalam Koalisi Perubahan. Surya Paloh mengatakan, keputusan untuk mengusung Anies, yang notabene bukan kader Partai Nasdem, adalah demi kepentingan bangsa dan negara karena Anies dianggap memiliki kualifikasi sebagai sosok tepat untuk memperkuat nilai-nilai kebangsaan.

Surya Paloh menegaskan penentuan cawapres Koalisi Perubahan akan diserahkan kepada Anies untuk memilihnya. Namun begitu, dua partai anggota koalisi, Demokrat dan PKS masing-masing punya jago yang disodorkan kepada Anies sebagai Cawapresnya. Demokrat menyodorkan Sang Ketua Umum, Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY sementara PKS mengusung nama Ahmad Heryawan/Aher.

Baik AHY maupun Aher memiliki elektabiltas yang cukup bagus di sejumlah lembaga survey. AHY memiliki elektabilitas kisaran 6 -7 persen, sementara Aher pada rentang 3-4 persen. Namun memilih satu salah satu dari dua nama itu akan mengganggu stabilitas dan soliditas koalisi. Karena itu kemudian ada opsi ketiga yakni mengambil cawapres dari luar koalisi yang memenuhi kriteria yang telah disebut Anies, yakni pertama, memiliki elektabilitas cukup tinggi dan memiliki kerentanan politik rendah. Kedua, dapat membantu dalam menjalankan pemerintahan yang efektif. Ketiga, bisa menjaga keseimbangan koalisi. Keempat, memiliki visi yang sama dengan capres. Kelima, mampu bekerja sebagai tim dwi tunggal.

Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa. Dok. Istimewa


Koalisi perubahan kemudian membentuk tim 8 yang beranggotakan kader dari ketiga partai untuk memilih satu nama yang tepat untuk Anies. Isu yang beredar tim sudah memutuskan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa sebagai Cawapres Anies. Namun pihak koalisi baru akan mengumumkan secara resmi pada 16 Juli 2923.

”Sabar saja nunggunya. Kalau tidak, tidak surprise lagi. Kami punya timeline, deadline waktu yang sudah kami siapkan di Tim 8 itu, paling lambat deklarasinya 16 Juli, tetapi satu namanya sudah, sudah. Jadi, ya, kita tunggulah kapan akan diumumkan ini ke publik,” kata Willy Aditia, Ketua DPP Partai Nasdem 2 Juni lalu.

2. Ganjar Pranowo dari PDI Perjuangan

Bacapres, Ganjar Pranowo dari Partai PDI Perjuangan. Dok. Istimewa


Ganjar Pranowo menjalani proses yang panjang dan berliku sebelum kemudian diumumkan Megawati Sukarnoputri sebagai Capres PDI Perjuangan. Secara prosedural seharusnya penentuan cawapres Ganjar lebih simpel karena tidak melibatkan partai lain, cukup PDI Perjuangan sendiri.

Namun kerumitan terjadi ketika memutuskan satu nama yang tepat yang dapat memperkuat elektabilitas pasangan. Salah memilih, resikonya akan kalah dalam konstestasi Pemilu 2024. Belum lagi kemungkinan PDI Perjuangan akan berjalan sendiri di pemilu kali ini, karena masing-masing partai telah memiliki koalisi. Karena itu maka perlu memilih figur yang benar-benar kuat, kuat secara elektoral.

Setidaknya, ada 10 nama yang masuk ke dalam radar partai berlambang kepala banteng moncong putih tersebut. Ketua DPP PDIP Puan Maharani telah membocorkan enam di antaranya sebagai kandidat kuat yang masuk dalam bursa bakal cawapres Ganjar. Keenam nama itu, adalah, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto.

Penentuan cawapres Ganjar Pranowo ini berada dalam situasi pelik karena hubungan “putus nyambung” Presiden Jokowi dengan PDI P. Jokowi dikabarkan mulai menjauhi Ganjar karena sudah menjadi “milik’ Ketua Umum PDI P Megawati Sukarnoputri. Padahal Jokowi perlu calon presiden yang dapat melanjutkan program dan legacy-nya. Demikian juga dengan beberapa nama yang disebut Puan adalah nama yang sudah berada pada koalisi lain yang kecil kemungkinannya dapat bergabung dengan PDI Perjuangan seperti AHY dan Airlangga Hartarto.

3. Prabowo Subianto dari Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya

Bacapres, Prabowo Subianto dan Cak Imin. Foto. Istimewa


Prabowo Subianto adalah calon presiden yang paling galau menentukan cawapresnya. Setelah beberapa kali kena “prank” kini Prabowo kembali memilih untuk tetap maju dalam kontestasi 2024. “Prank” pertama adalah perjanjian Batu Tulis tentang dukungan Megawati kepadanya, dan “prank” kedua ketika Jokowi mengadang-gadangnya sebagai capres Koalisi Besar, yang ternyata kemudian Jokowi membuka ruang untuk Ganjar Pranowo sebagai capres dari PDI Perjuangan.

Di sisi lain, PKB sebagai partai koalisi di KKIR, terus mendesak agar Prabowo segera mengumumkan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar sebagai Cawapresnya. Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid memberi ultimatum untuk Partai Gerindra yang sudah mendeklarasikan calon presiden (capres) Prabowo Subianto agar segera menentukan capres-cawapres di koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) di Pilpres 2024 paling lambat akhir Juni 2023.

"Sarankan ke Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, segera putuskan pada Juni. Kalau enggak ya dinetralkan (evaluasi) lagi saja, begitu," ujar Jazilul di DPR, Senayan, Rabu (7/6).

Jazilul mengatakan bahwa para kiai dan ulama PKB sudah lama menunggu, tepatnya sejak Idul Fitri dua tahun lalu. Menurut para kiai, kata Jazilul, pasangan itu tak akan ditemukan jika terlalu lama diputuskan.

Sementara PAN juga menyodorkan Menteri BUMN Erick Thohir sebagai cawapres Prabowo Subianto yang dipertanyakan oleh PKB. Prabowo sendiri belum memutuskan karena akan berkonsultasi dengan Presiden Joko Widodo untuk menentukan cawapres. Konsultasi ini dianggap PKB sebagai pelanggaran karena tak ada dalam piagam perjanjian Partai Gerindra dan PKB. Konsultasi ini diduga kuat karena nama Walikota Solo, Gibran Rakabuming Raka, yang notabene putra Jokowi masuk dalam bursa cawapres Prabowo.

Selain nama-nama di atas, Ketua Umum Partai Golkar juga berminat untuk menjadi cawapres Prabowo yang sedang mewujudkan Koalisi Besar bersama PKB yang akan menambah runyamnya Prabowo memilih pendampingnya di Pilpres 2024 nanti. (Aswan AS)

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic