leader

Sabda PS, Pendiri Bimbingan Belajar Online untuk Kehidupan

Penulis Firda Ayu
Jan 09, 2022
Sabda PS, Pendiri Bimbingan Belajar Online untuk Kehidupan
ThePhrase.id – Pandemi Covid-19 membuat banyak kegiatan beralih menjadi virtual, seperti halnya kegiatan belajar mengajar. Dengan kondisi ini, banyak bimbingan belajar (bimbel) online yang bermunculan.

Zenius, bimbel online ini telah menjadi pemain lama dalam industri bimbel online bahkan jauh sebelum pandemi Covid-19, lebih tepatnya di tahun 2007.

Sabda Putra Subekti, atau biasa dikenal sebagai Sabda PS membangun platform Zenius dengan website zenius.net sebagai wadah untuk mimpinya membangun dan memajukan pendidikan di Indonesia.

Pria kelahiran 1 Februari 1979 ini mengambil kuliah teknik Informatika ITB. Di sinilah ia mendapat ide untuk membentuk zenius. Saat di ITB, ia melihat bahkan teman-teman yang menurutnya best of the best-nya ITB ternyata bahkan mendapat skor GRE (Graduate Record Examination) yang jelek saat akan berkuliah ke luar negeri.

Sabda PS (Foto: instagram/sabdaps)


Hal ini membuatnya bertanya-tanya kenapa anak-anak Indonesia rata-rata nilainya parah, sementara anak-anak di luar negeri bisa dengan mudahnya mendapat nilai bagus-bagus. Ia mulai penasaran dengan hal yang dipelajari anak-anak di luar negeri, dan kemudian belajar kurikulum yang diterapkan di berbagai universitas top di negara-negara maju.

Ia merasa bahwa sistem pendidikan di Indonesia ini jauh berbeda dengan universitas top di luar yang ia pelajari. Menurutnya, pendidikan di Indonesia memiliki tujuan yang berbeda dengan di luar negeri Anak-anak di luar negeri justru bebas mempelajari apa saja yang mereka mau dan bukan hanya mempelajari skill dan menguasai ilmu seperti di Indonesia.

Ia merasa bahwa pendidikan harusnya membekali seseorang kemampuan mengembangkan analisa berpikir mereka, memperluas pengetahuan mereka se-general mungkin. Setelah terbekali dengan kemampuan berpikir dan pengetahuan yang luas, pelajar akan mempunyai pola pikir dan kemampuan menyelesaikan masalah mereka sendiri.

“Pendidikan seharusnya menyiapkan orang untuk siap seumur hidup, hidup di dalam suatu kualitas, untuk menciptakan kualitas secara terus menerus dalam 30-50 tahun kehidupan di masa mendatang,” ungkapnya di website Zenius

 

Sabda PS dalam perayaan ulang tahun Zenius yang ke-11 (Foto: instagram/sabdaps)


Pria alumnus SMAN 8 Jakarta ini kemudian sempat berbicang dengan Fuad Hasan, Menteri Pendidikan di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto. Sabda membagikan berbagai konsep pendidikan ideal yang menurutnya bisa diterapkan di Indonesia.

“Jangan jadi menteri! Kamu cuma bisa bertahan 5 tahun, tapi setelah itu diobrak-abrik. Kamu anak ITB, masa gak bisa mikir, pake teknologi kek,” saran Fuad Hasan kepada Sabda PS dilansir dari suara.com.

Dari sinilah ia mendapat ide untuk menggabungkan konsep pendidikan dan teknologi dengan membentuk Zenius di tahun 2007. Ia ingin menyediakan wadah pendidikan bagi anak-anak Indonesia sesuai dengan kurikulum-kurikulum yang telah ia pelajari dari universitas-universitas top dunia.

Awal mula Zenius hanyalah bimbel offline di tahun 2004, namun di balik semua ini ia memiliki rencana besar. Ia berniat mengumpulkan modal untuk membangun bimbel, biaya operasional dan merekrut guru serta programer untuk Zenius.

Situs Zenius (Foto: zenius.net)


Berbuah manis, di tahun 2008, CD materi pembelajaran yang dilaunching Sabda bersama Zenius di tahun 2007 laku keras dan ia mendapatkan Rp 1,3 miliar dari hasil penjualan ini. Ia kemudian terus mengembangkan Zenius hingga mampu berekspansi dan sekarang menjadi bimbel online dengan lebih dari 80.000 video pembelajaran di aplikasi yang bisa di akses melalui handphone atau website.

Di masa pandemi ini, dengan berbagai bimbel-bimbel yang baru bermunculan justru Sabda tidak menganggap bimbel-bimbel ini sebagai kompetitor. Ia malah ingin menggandeng bimbel yang memiliki misi dan visi yang sama dengannya di bidang pendidikan.

“Jadi, kalau ada organisasi lain yang punya visi sama seperti kita, yaitu mencerdaskan masyarakat Indonesia secara total, kita akan gandeng. Tapi kalau ada lembaga pendidikan lain yang punya visi membuat belajar jadi mudah, misal menawarkan rumus cepat, Zenius tidak mau seperti itu. Bagi kami, belajar itu harus total. Jadi, lembaga pendidikan yang seperti itu akan kita anggap sebagai kompetitor," ungkap Sabda.

Ke depannya, Sabda juga mengungkap bahwa Zenius akan terus berinovasi beriringan dengan misinya mencerdaskan Indonesia. Melalui Zenius, ia ingin melatih logika dan pola pikir anak-anak Indonesia tentang pendidikan.

"Esensi belajar dari Zenius adalah, apa yang dipelajari bukan sekadar ilmu pengetahuan untuk ujian, melainkan untuk hidup. Koneksi semua hal yang kamu tahu, itu bisa menjelaskan segala hal yang terjadi sehari-hari. Itu yang membuat anak jadi ketagihan. Seperti games, itu yang bikin games bisa bikin ketagihan. Nah, belajar juga bisa dibikin menarik seperti itu," tandas Sabda. [fa]

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic