lifestyleHealth

Sakit Karena Cinta? Kenali Lovesickness, Bahaya dan Cara Menghadapinya

Penulis Ashila Syifaa
Jul 12, 2025
Ilustrasi lovesickness. (Foto: Freepik.com)
Ilustrasi lovesickness. (Foto: Freepik.com)

ThePhrase.id - Pernahkah mendengar istilah lovesickness atau lovesick? Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan perasaan jatuh cinta yang mendalam. Namun, pada kenyataannya, lovesickness adalah kondisi emosional yang nyata dan lebih sering dikaitkan dengan rasa kehilangan atau patah hati. Kondisi ini dapat berdampak signifikan pada kesehatan emosional dan mental seseorang, bahkan sampai mengganggu kemampuan menjalani aktivitas sehari-hari secara normal.

Lovesicness bukanlah hal  yang baru. Tenaga medis, dokter, hingga ilmuwan telah mempelajari kondisi ini sejak 2000 tahun yang lalu. Meski definisi dan perawatan telah berubah-ubah seiring berjalannya waktu, gejalanya masih sama. Lalu apa itu lovesickness?

Lovesickness atau "sakit karena cinta" memang bukan istilah medis resmi dan tidak secara resmi tercantum sebagai diagnosis klinis di DSM-5, namun sudah dikenal dalam literatur psikologis dan sudah dibahas di beberapa kajian ilmiah sebagai bentuk gangguan emosional akibat pengalaman cinta yang intens.

Tak hanya pengalaman cinta seperti jatuh cinta, tetapi juga pengalaman pahit seperti cinta yang tidak terbalas atau putus cinta.

Istilah ini mencakup respons emosional dan fisiologis ekstrem terhadap pengalaman cinta, yang dalam kasus tertentu bisa menyerupai gejala gangguan kesehatan mental seperti depresi, gangguan kecemasan, atau bahkan obsesif-kompulsif.

Sehingga, beberapa ahli setuju bahwa perasaan ini merupakan kondisi yang serius karena dapat mempengaruhi kesehatan secara negatif. Beberapa menilai lovesickness juga dapat terasa dan terdengar serupa dengan limerence yaitu kondisi obsesi terhadap seseorang. Meskipun begitu, limerence berkaitan erat dengan obsesi dari pada rasa cinta yang sebenarnya. Sehingga kedua kondisi ini sedikit sulit untuk dibedakan, maka penting untuk mengetahui gejalanya.

Gejala Lovesickness

Beberapa gejala umumnya muncul karena perasaan patah hati, tetapi ada juga perilaku impulsif yang mungkin sebelumnya tidak pernah muncul. Beberapa gejala lovesick yang umum meliputi:

  • Kehilangan konsentrasi
  • Insomnia atau kesulitan tidur
  • Depresi
  • Terlalu memikirkan orang yang dicintai secara berlebihan
  • Menyimpan atau menumpuk barang-barang yang berhubungan dengan orang tersebut
  • Kecemasan

Perasaan lainnya yang dapat muncul antara lain, kesedihan yang mendalam, rasa kehilangan, dan frustrasi saat tidak bisa berada di dekat orang yang kamu cintai.

Lovesickness juga dapat menimbulkan gejala fisik. Misalnya, para ilmuwan menyebutkan bahwa saat seseorang sedang lovesick, detak jantungnya bisa meningkat hanya dengan memikirkan orang yang dicintainya. Selain itu, pupil mata juga bisa melebar, sebuah tanda khas saat seseorang sedang jatuh cinta.

Meski, terdengar sepele, lovesickness juga dapat berubah menjadi bahaya. Hal yang perlu diwaspadai adalah Ketika perasaan tersebut dapat menimbulkan perilaku yang dapat menyakiti diri sendiri ataupun orang lain. Bahkan menimbulkan penyakit klinis seperti depresi hingga pikiran ingin bunuh diri.

Cara Mengatasi Lovesickness

Yang terpenting dalam menghadapi kondisi ini adalah distraksi dari pikiran yang mendalam mengenai perasaan cinta atau pengalaman cinta. Salah satunya adalah dengan mencoba hobi baru, berolahraga, dan fokus pada kegiatan sehari-hari.

Selain itu, baik untuk menghindar dari mencari tahu atau bertemu dengan orang yang menggagu pikiran.

Namun jika kondisi semakin parah, disarankan untuk segera berkonsultasi dengan professional untuk terapi dan mencari tahu dasar perasaan agar dapat diselesaikan dengan cepat.

Perlu diketahui bahwa lovesickness tidak selamanya berdampak negatif. Beberapa gejalanya justru sering dianggap positif, seperti meningkatnya rasa percaya diri, suasana hati yang jauh lebih baik, dan tanda-tanda “menguntungkan” lainnya yang umum terjadi pada tahap awal jatuh cinta. Bagaimanapun juga, penting untuk diingat bahwa cinta tidak selalu berjalan secara rasional. [Syifaa]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic