ThePhrase.id - Setelah melewati momen Lebaran dan kembali ke rutinitas, pertengahan tahun adalah waktu yang pas untuk mulai mengevaluasi banyak hal—termasuk kondisi keuangan pribadi.
Mengecek kesehatan finansial, disebut Media Keuangan milik Kementerian Keuangan, sama pentingnya dengan cek kesehatan tubuh. Keduanya bisa membantu kita tetap agar tetap ‘waras’ dan siap menghadapi sisa tahun dengan lebih tenang.
Kesehatan keuangan yang baik bukan soal penghasilan besar, tapi tentang kemampuan mengelola uang secara bijak.
Untuk tahu apakah finansialmu sedang sehat atau justru perlu ‘perawatan’ khusus, yuk kenali 7 tanda peringatan berikut ini.
Bagi yang sering kehabisan uang sebelum akhir bulan dan mulai kesulitan beli kebutuhan pokok seperti makan, transportasi, atau bayar kos, itu bisa jadi sinyal bahaya. Artinya, penghasilanmu belum cukup menutupi kebutuhan dasar, dan ini bisa berdampak ke kebutuhan lain yang makin tak terjangkau.
Memiliki utang adalah hal yang wajar, tapi jika kamu hanya bisa membayar tagihan minimum, terutama untuk utang kartu kredit, itu bisa menjadi pertanda keuanganmu sedang kurang sehat. Media keuangan Kemenkeu menyarankan agar total cicilan utang tak lebih dari 30% penghasilan bulanan. Lebih dari persentase tersebut, kamu bisa kesulitan menabung atau memenuhi kebutuhan lain.
Di tengah ketidapastian ekonomi dan risiko hidup yang bisa datang tiba-tiba, dana darurat bak penyelamat utama. Tanpa dana darurat, kamu punya risiko untuk terpaksa berutang saat ada kebutuhan mendesak seperti kecelakaan, sakit, hingga kehilangan pekerjaan. Idealnya, dana darurat disiapkan setara 3–6 bulan pengeluaran rutin.
Pengeluaran yang lebih besar dibanding penghasilan adalah salah satu sinyal yang paling sering diabaikan. Jika kamu rutin belanja tanpa menghitung pemasukan, hati-hati pengeluaran bulanan malah defisit. Gaya hidup yang melebihi kemampuan bikin tabungan berkurang dan utang mudah datang. Yuk, cek ulang pengeluaran dan lihat mana yang masih bisa ditekan.
Menikah, tempat tinggal, liburan, sampai pensiuan adalah hal-hal di masa depan yang butuh dana cukup besar. Jika kamu belum menyisihkan dana untuk tujuan-tujuan ini, bisa jadi kamu hanya menjalani kehidupan ‘mengalir’ saja. Mulailah memikirkan masa depan dengan menyisihkan dana secara bertahap sesuai prioritas agar mimpi-mimpi masa depan lebih mudah tercapai.
Jika kamu merasa hidup jadi serba terbatas, seperti makan di luar mulai terasa mewah, membeli kebutuhan sekunder sering tertunda, hingga tak bisa sekadar healing maupun liburan, kemungkinan keuanganmu sedang tidak sehat. Menurunnya kualitas hidup karena keuangan bisa memicu stres yang lebih besar.
Sering gelisah melihat saldo rekening menipis padahal tanggal gajian masih jauh? Atau mulai stres memikirkan tagihan yang datang terus? Kecemasan finansial bisa jadi tanda bahwa keuanganmu butuh perhatian ekstra. Bahkan, kondisi ini bisa berdampak ke kesehatan mental jika dibiarkan terus-menerus.
Tanda-tanda di atas perlu kamu perhatian agar kamu bisa mengambil langkah perbaikan keuangan pribadi secara dini. Agar keuangan tetap ‘sehat’, mulailah dengan membuat catatan pengeluaran, menyusun ulang anggaran, hingga menetapkan tujuan keuangan yang realistis.
Keuangan yang sehat akan membantumu hidup lebih tenang dan terencana. Tak perlu menunggu awal tahun, pertengahan tahun bisa menjadi momen yang tepat agar keuanganmu lebih sehat.
Jadi, sudah sejauh mana kamu paham kondisi keuanganmu? [fa]
Tags Terkait