leader

Samudra Hartanto, Desainer Asal Malang Kenalkan Batik di Pusat Mode Dunia

Penulis Firda Ayu
Jul 02, 2022
Samudra Hartanto, Desainer Asal Malang Kenalkan Batik di Pusat Mode Dunia
ThePhrase.id – Indonesia ternyata punya seorang desainer mendunia yang aktif berkarya di Paris, kota pusat mode dunia. Dia adalah Samudra Hartanto, pria asal Malang, Jawa Timur.

Sosok Samudra menarik perhatian berbagai kalangan setelah karya busana batiknya dipamerkan dalam pembukaan ajang Java in Paris pada 8 Juni 2022 lalu. Pameran ini merupakan pameran UMKM Indonesia yang digelar di department store terkenal di Paris, Le BHV Marais.

Dalam pameran ini, Samudra memamerkan tiga karya, bluse, rok, dan dress batik yang mengusung konsep tradisional. Samudra merancang busana dengan konsep ready to wear menggunakan batik dengan tetap mempertimbangkan nilai histori pada kain batik.

Busana karya Samudra Hartanto (Foto: instagram/teguhzaenoeri)


Pada karya-karya yang ditampilkan saat pembukaan Java in Paris ini, Samudra memilih motif pada batik yang biasa digunakan dalam pernikahan adat Jawa. Menurutnya, esensi pernikahan sebagai wujud cinta selaras untuk dikaitkan dengan Paris yang dikenal sebagai the city of love.

“Sebagian besar masyarakat di luar negeri lebih senang menggunakan produk khas asal negara lain karena cerita dan histori. Mereka akan senang membaca informasi mengenai makna suatu motif dan bagaimana proses pembuatannya, tidak sekadar model pakaian,” tutur Samudra mengutip dari Kompas.

Melalui pameran ini, Samudra ingin mendekatkan batik pada masyarakat Paris dan mengenalkan bahwa batik dapat digunakan sehari-hari. Ia ingin memanfaatkan momen liburan musim panas Eropa yang identik dengan pakaian ready to wear berbahan cotton yang akan ia tambahkan sentuhan batik.

Ia menyebut bahwa masyarakat Eropa antusias mencari tahu budaya yang menurut mereka menarik. Sehingga batik ini juga bisa digunakan untuk ajang promosi budaya Indonesia. Samudra berkeinginan untuk terus berkontribusi memperkenalkan Indonesia melalui fesyen langsung di kota pusat mode dunia.

Pria yang kini tinggal di Le Marais, Paris ini mengungkap, saat merancang ia berpikir bahwa batik bisa juga dijadikan sebagai motif pakaian yang tidak hanya untuk masyarakat Indonesia saja, tetapi juga masyarakat kota Paris.

“Saya mencoba mengomunikasikan batik lawas ini jadi bisa dipakai oleh remaja dan kaum muda di sini,” kata Samudra.

Busana batik yang digunakan Samudra mengambil unsur warna tanah dengan motif yang biasa dipakai untuk acara formal. Ditangan Samudra, batik dengan motif yang kental akan nilai warisan budaya ini juga mampu dinikmati serta berhasil menarik perhatian sejumlah warga Paris.

“Beberapa dari mereka mengatakan suka untuk memakai rok kain batik buatan saya yang baru saja dibeli di BHV Marais. Mereka sebenarnya cukup mengetahui Indonesia memiliki batik. Namun mereka tidak menyangka bahwa kain batik Indonesia bisa digunakan untuk pakaian sehari-hari di Paris,” ucapnya.

Gabung dengan Louis Vuitton hingga Hermés 


Samudra mengungkap bahwa ia tertarik dengan dunia fesyen sejak kecil. Ia senang membaca majalah fesyen dari luar negeri untuk melihat gaya busana Eropa dan Amerika. Ia kemudian memutuskan untuk berkuliah di Royal College Of Art, London agar lebih serius mempelajari fesyen.

Pintu karirnya dalam dunia mode Paris terbuka saat salah seorang dosennya Professor Robert Duffy memperkenalkannya kepada Marc Jacobs yang kala itu tengah mempersiapkan koleksi perdananya untuk Louis Vuitton.

Samudra Hartanto dan hasil karyanya (Foto: instagram/ wilde_lelieu)


Ia kemudian menjadi asisten desainer Marc Jacobs dan kemudian menjadi desainer muda di Louis Vuitton. Enam tahun kemudian, Samudra mendapat kesempatan untuk bekerja dengan perancang mode terkenal, Jean Paul Gaultier.

Ia kemudian bekerja sebagai asisten desainer Gaultier yang saat itu menduduki posisi direktur kreatif pada tahun 2003. Samudra menjadi bagian dari karya-karya keluaran Hermès di era itu. Pasca Jean Paul Gaultier meninggalkan Hermès, ia turut bergabung di rumah mode milik sang desainer tersebut selama 10 tahun sejak 2010.

Samudra mengaku bahwa kesempatan yang diberikan Gaultier saat itu merupakan kesempatan yang tak bisa dilewatkan karena sesuai dengan passion dan mimpinya.

“Saya sangat menyukai fashion, dan sebenarnya saya ingin kembali ke Tanah Air setelah lulus. Namun, ternyata saya langsung direkomendasi ke Kota Paris. Saya berpikir itu merupakan kesempatan emas saya untuk berkarya di kota pusat mode dunia. Saat itu, saya hanya merencanakan akan dua tahun di sana. Ternyata, sudah hampir 23 tahun saya terlibat dalam karya-karya fashion brand dunia,” ungkap Samudra.

Setelah puas dengan berbagai pengalamannya bergabung dengan desainer brand tersohor dunia, Samudra mencoba untuk bersolo karier pada tahun 2020 dengan menjadi konsultan mode dan mulai mengerjakan berbagai proyek personal.

Kiprah solo karirnya membuat ia terpilih sebagai salah satu desainer dalam pameran Java in Paris yang merupakan pameran kolaborasi Pemerintah Kota Solo, Shopee Indonesia dan KBRI di Paris. [fa]

 

 

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic