trending

Sangat Menular, Ini Fakta dan Gejala Flu Tomat

Penulis Nadira Sekar
Sep 02, 2022
Sangat Menular, Ini Fakta dan Gejala Flu Tomat
ThePhrase.id - Penularan Covid-19 dan cacar monyet belum berakhir, kini dunia kembali dikejutkan dengan munculnya penyakit baru yaitu flu tomat. Penyakit ini pertama kali diidentifikasi di Kerala, India pada 6 Mei 2022 lalu.

Foto: Ilustrasi Flu Tomat (nepwave.com)


Melansir The Lancet Respiratory Medicine, flu tomat telah menyerang sedikitnya 82 anak berusia di bawah 5 tahun di Kerala dan 26 kasus pada anak-anak 1 sampai 9 tahun di Tamil Nadu. Mereka yang terinfeksi memiliki gejala kulit yang memerah, melepuh dan tumbuh seukuran tomat.

Gejala lainnya pada penderita flu tomat adalah kelelahan, mual, muntah, diare, demam, dehidrasi, pembengkakan sendi, nyeri tubuh, dan gejala seperti influenza umum, yang mirip dengan gejala demam berdarah.

Sejauh ini tidak ada kematian yang dikaitkan dengan flu tomat, menurut laporan Lancet.

Para ilmuwan masih menyelidiki penyebab penyakit anak yang bernama menarik ini, yang memiliki karakteristik yang sama dengan beberapa penyakit anak yang lebih umum.

“Flu tomat bisa menjadi efek setelah chikungunya atau demam berdarah pada anak-anak daripada infeksi virus. Virus ini juga bisa menjadi varian baru dari virus penyakit tangan, kaki, dan mulut, penyakit menular umum yang menargetkan sebagian besar anak-anak berusia 1 hingga 5 tahun dan orang dewasa dengan gangguan kekebalan,” tulis Vivek Chavda, dari LM College of Pharmacy di Gujarat, India, dan rekan di Lancet.
Penyembuhan Flu Tomat

Saat ini, kasus flu tomat di India sedang diidentifikasi setelah tes diagnostik menyingkirkan demam berdarah dan chikungunya serta virus Zika, virus varicella zoster, dan herpes.

Perawatan yang diberikan serupa dengan apa yang dilakukan untuk pasien anak  dengan chikungunya dan demam berdarah yaitu pemberian banyak cairan, istirahat, dan mandi spons air panas untuk meredakan iritasi akibat ruam. Anak-anak juga dapat diberikan obat penurun demam seperti ibuprofen atau asetaminofen.

Para ilmuwan mengatakan bahwa flu tomat sangat menular, dan isolasi lima sampai tujuh hari direkomendasikan. Tindakan pencegahan lain untuk mencegah penyebaran virus termasuk mencuci tangan dan tidak berbagi pakaian, makanan, atau mainan dengan orang yang terinfeksi.

Virus dikatakan dapat menyebar melalui kontak dengan popok kotor atau permukaan yang tidak bersih, atau ketika anak-anak memasukkan barang-barang yang terkena virus ke dalam mulut mereka.

Meskipun banyak ditemukan pada anak-anak, bukan berarti penyakit ini tidak dapat menyerang orang dewasa. Untuk itu, masyarakat juga diminta menjaga kesehatan agar imunitas dapat berjalan secara optimal.

Ketua Satuan Tugas Covid-19 PB IDI Erlina Burhan mengatakan untuk menghindarinya masyarakat harus menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

"Kami menganjurkan masyarakat untuk menerapkan PHBS sebagai hal yang rutin dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan PHBS akan membantu pencegahan berbagai penyakit infeksi," ujarnya.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan mengaku belum memantau perkembangan flu tomat. Sebab, penyakit ini belum masuk pemantauan secara khusus oleh Badan Kesehatan Dunia atau WHO.

"Tapi setiap ada update informasi atau info outbreak dari WHO, selalu kami pantau," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Widyawati. [nadira]

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic