regional

Sasi Laut, Tradisi Menjaga Kelestarian Laut Masyarakat Raja Ampat

Penulis Ashila Syifaa
Jun 06, 2024
Perahu membawa peserta upacara tutup sasi di Kampung Aduwei, Papua Barat. (Foto: Hilda Lionata/Yayasan Konservasi Alam Nusantara)
Perahu membawa peserta upacara tutup sasi di Kampung Aduwei, Papua Barat. (Foto: Hilda Lionata/Yayasan Konservasi Alam Nusantara)

ThePhrase.id - Indonesia memiliki beragam budaya dari Sabang sampai Merauke, salah satunya adalah Sasi Laut yang merupakan sebuah tradisi untuk menjaga kelestarian laut oleh masyarakat Papua dan Maluku.

Sasi Laut menjadi tradisi yang sudah melekat ratusan tahun pada masyarakat Papua yang diturunkan secara turun menurun. Tradisi peninggalan leluhur yang masih terus dipertahankan hingga saat ini merupakan salah satu bentuk upaya konservasi tradisional. 

Sasi Laut berasal dari bahasa masyarakat Papua, yang berarti sumpah. Sasi juga dapat dimaknai sebagai larangan untuk mengambil hasil sumber daya alam tertentu di masa dan di lokasi yang disepakati.

Konservasi tradisional ini merupakan wujud pelestarian dan pelindungan terhadap alam sekitar dari eksploitasi yang berlebih dengan mengikuti hukum dan tradisi adat.

Selain itu, Sasi Laut juga sebagai tanda untuk memulai atau menyelesaikan masa panen hasil laut. Masyarakat mempercayai bahwa ketika mereka pergi ke laut, kesuksesan mereka akan bergantung pada tradisi Sasi laut yang dilakukan.

Selain sebagai bentuk konservasi, sebenarnya, Sasi Laut merupakan sebuah tradisi yang dianggap suci dan wajib dipatuhi oleh seluruh lapisan masyarakat. Tradisi ini juga sebagai cara untuk mendapatkan izin mengambil hasil bumi di daerah yang dilindungi oleh masyarakat setempat.

Salah satu masyarakat Papua yang masih melaksanakan tradisi ini adalah, Kampung Aduwei di Distrik Misool Utara, Raja Ampat.

Sebagai daerah yang dikelilingi oleh lautan, kehidupan mereka bergantung pada hasil laut, sehingga bagi masyarakat setempat laut harus dihargai dan meminta izin terlebih dahulu sebelum memanfaatkan dan mengambil ciptaan Sang Kuasa.

Terdapat beberapa peraturan yang dilakukan untuk mempertahankan kelestarian laut melalui tradisi ini. Di Raja Ampat, memiliki kearifan biota laut yang melimpah yaitu lobster, untuk panennya terdapat peraturan tertentu. Dengan hanya mengambil ukuran tertentu yang dapat diambil dan tidak menangkap lobster yang sedang bertelur. Hal tersebut dilakukan agar benih lobster tetap terjaga dan tetap tersedia di alam untuk dipanen pada musim-musim berikutnya. Tak jauh berbeda dengan cara konservasi lainnya untuk menjaga persediaan lobster di Raja Ampat agar semakin melimpah.

Penghasilan dari hasil Sasi laut ini nantinya akan langsung dinikmati oleh masyarakat setempat. Dana yang terkumpul biasanya juga akan digunakan untuk kegiatan komunal seperti pembangunan fasilitas umum, gedung gereja, atau acara adat yang melibatkan seluruh komunitas. [Syifaa]

Tags Terkait

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic