trending

Sejarah Barbie, dari Simbol Feminisme hingga Jadi Kontroversi

Penulis Nadira Sekar
Jul 25, 2023
Foto: instagram.com/barbie
Foto: instagram.com/barbie

ThePhraseID - Setelah penayangan film live action Barbie di bioskop di seluruh dunia yang disutradarai oleh Greta Gerwig, minat terhadap sejarah boneka Barbie pun semakin meningkat. Film tersebut berhasil mengangkat beberapa aspek sejarah Barbie, membangkitkan rasa ingin tahu di kalangan masyarakat mengenai latar belakang boneka ikonik ini. Lantas seperti apa sejarah boneka Barbie?

Kelahiran Barbie - Sebagai Ikon Feminis (1959)

Pada tahun 1959, Ruth Handler yang juga merupakan salah satu pendiri Mattel, terinspirasi untuk menciptakan boneka Barbie setelah melihat putrinya, Barbara, bermain dengan boneka kertas. Handler menyadari bahwa boneka-boneka yang ada saat itu kebanyakan hanya berupa boneka bayi dan tidak ada yang mewakili wanita dewasa. Inilah awal mula Barbie lahir.

Diberi nama yang terinspirasi dari nama putrinya, Barbie lahir sebagai simbol pemberdayaan perempuan. Ia berbeda dari boneka-boneka sebelumnya yang cenderung menggambarkan perempuan dalam peran tradisional, yaitu sebagai ibu. Barbie menghadirkan beragam pilihan karier dan hobinya, mendorong anak perempuan untuk bermimpi besar dan mencapai impian mereka tanpa batasan gender.

Barbie Menjadi Ikon Budaya 

Pada tahun 1960-an hingga 1970-an, popularitas Barbie melejit, menjadikannya ikon budaya yang mendefinisikan citra femininitas dan kesuksesan. Beragam aksesoris dan pakaian Barbie mencerminkan tren mode yang terus berubah, mendorong anak perempuan untuk mengekspresikan diri melalui gaya berpakaian. Barbie tidak hanya eksis di toko mainan, ia juga muncul dalam film, acara TV, dan berbagai barang dagangan lainnya.

Pengaruh Barbie meluas ke berbagai negara, di mana ia menjadi simbol kemajuan dan modernitas, memberikan inspirasi bagi anak perempuan di seluruh dunia untuk bermimpi besar.

Kritik dan Kontroversi

Sejarah Barbie  dari Simbol Feminisme hingga Jadi Kontroversi
Foto: instagram.com/barbie

 

Meskipun awalnya dianggap sebagai ikon feminis, Barbie menghadapi kritik pada tahun 1980 hingga 1990an. Salah satu kontroversi terbesar adalah terkait proporsi tubuhnya yang tidak realistis, sering disebut sebagai "efek Barbie." 

Tak sedikit orang berpendapat bahwa pinggangnya yang sangat ramping, kaki panjang, dan bentuk tubuh yang tidak proporsional memperkuat standar kecantikan yang tidak realistis, berpotensi menyebabkan masalah citra tubuh dan rendahnya rasa percaya diri pada anak perempuan.

Selain itu, konsentrasi Barbie pada mode dan penampilan juga mendapat kritik karena memperkuat stereotip gender tradisional, dengan karir-karier yang dimiliki boneka ini mulai terlupakan.

Barbie di Era Modern

Menanggapi kekhawatiran yang semakin meningkat, Mattel melakukan upaya untuk memodernisasi citra Barbie. Perusahaan ini mulai menghadirkan variasi boneka yang lebih beragam, mencakup bentuk tubuh, warna kulit, dan tipe rambut yang berbeda, untuk mendorong inklusivitas dan representasi. 

Barbie juga mulai mengeksplorasi berbagai karier baru yang menekankan kecerdasannya, kepemimpinannya, dan ambisinya. Seiring waktu, citra Barbie mulai berkembang, mencoba merebut kembali statusnya sebagai contoh positif bagi anak perempuan. [nadira]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic