Sejarah Cokelat dalam Hari Valentine

ThePhrase.id – Hari Valentine atau hari kasih sayang merupakan hari yang kerap ditunggu oleh banyak orang di dunia. Sebab pada hari yang dirayakan setiap tanggal 14 Februari tersebut, orang-orang biasanya memberikan berbagai hadiah kepada sahabat, keluarga, atau pasangannya masing-masing. Salah satu jenis hadiah yang paling sering diberikan yaitu cokelat.

Lantas, mengapa cokelat selalu menjadi hadiah “wajib” di hari Valentine? Bagaimana sejarahnya?

Dilansir dari Eat This, suku Maya merupakan bangsa di zaman dahulu yang kerap mengaitkan cokelat dengan cinta sebagai bagian dari budayanya. Mengkonsumsi cokelat bahkan merupakan salah satu bagian dari ritual upacara pernikahan bagi masyarakat suku yang hidup di tahun 1800 SM tersebut.

Lalu pada abad ke-16, cokelat mulai populer di Eropa Barat setelah Spanyol memperkenalkannya di wilayah tersebut. Saat itu cokelat masih menjadi makanan yang cukup mahal, sehingga hanya bisa dikonsumsi oleh orang-orang kaya. Oleh sebab itu, jika seseorang memberikan cokelat kepada kekasihnya, maka aksinya ini menggambarkan bahwa ia sangat menghargai dan menyayangi kekasihnya tersebut.

Kemudian pada era Ratu Victoria berkuasa, yakni sekitar tahun 1837 hingga 1901, seorang pengusaha cokelat dari Inggris bernama Richard Cadbury mulai melihat memanfaatkan cokelat di hari Valentine untuk meningkatkan penjualannya.

Hal tersebut membuat Cadbury melakukan inovasi terhadap produknya, yakni dengan menambahkan mentega pada biji kakao agar cokelat mempunyai rasa yang lebih lezat.

Setelah itu, Cadbury pun menjual cokelat inovasinya tersebut dengan mengemasnya dalam kotak berbentuk hati yang dihiasi dengan gambar Cupid dan mawar. Diketahui pada saat itu kisah Cupid yang merupakan Dewa Cinta tengah populer di kalangan masyarakat, dan para ksatria di era tersebut juga kerap memberikan bunga kepada kekasih mereka.

Sejak saat itu, cokelat pun mulai dikenal sebagai simbol kasih sayang dan rayuan serta menjadi hadiah Valentine yang populer di dunia. [hc]