ThePhrase.id – Sejak SEA Games pertama kali digelar pada 1977, Filipina hanya kehilangan lima kali medali emas di cabor basket. Itupun dua di antaranya karena alasan non-teknis.
Selebihnya Filipina tampil sebanyak 18 kali sebagai peraih medali emas. Di urutan berikutnya ada Malaysia dengan dua gelar juara. Terus siapa satu lagi?
Timnas Basket Indonesia (Foto: IBL)
Jawabannya, INDONESIA!
Pada SEA Games 2021 Indonesia berhasil merebut medali emas cabor bola basket putra. Merah-Putih berhasil menghentikan dominasi Filipina, raja basket di Asia Tenggara dan raksasa di Asia.
Dalam persaingan grup yang diikuti tujuh negara, Indonesia mengumpulkan 6 kemenangan dari enam pertandingan. Alias sapu bersih mendulang 12 poin.
Indonesia mampu melibas Malaysia, Thailand, Kamboja, Singapura, Vietnam, dan terakhir Filipina. Hal itu jelas sebagai pertanda bola basket Indonesia punya masa depan.
Timnas Basket Indonesia (Foto: IBL)
Momen penentuan terjadi dalam pertandingan melawan Filipina, Minggu (22/5/2022). Indonesia berhasil menang 85-81. Kuarter 1: 18-14, kuarter 2: 18-18, kuarter 3: 27-28, dan kuarter 4: 22-21.
Mantan Ketua PB Perbasi, Erick Thohir, mengaku terharu dengan keberhasilan Timnas Basket Putra Indonesia meraih medali emas. Ini adalah perjuangan yang tidak mudah, terutama menghadapi Vietnam dan Filipina.
"Sejarah tercipta. Indonesia memutus dominasi Filipina dalam 13 edisi beruntun," kata Erick Thohir yang juga Anggota Dewan Federasi Bola Basket Internasional (FIBA).
Sekjen PB Perbasi Nirmala Dewi mengatakan medali emas SEA Games ini menjadi modal buat persiapan FIBA Asian Cup 2022. Ajang itu berlangsung di Jakarta pada 12-24 Juli mendatang.
Timnas Basket Indonesia (Foto: IBL)
"SEA Games ini menjadi uji coba kami untuk persiapan ke FIBA Asian Cup. Terbukti kami di sini dapat emas," kata Nirmala Dewi.
Di FIBA Asian Cup 2022 Indonesia harus masuk delapan besar alias perempat final. Itu menjadi tiket buat lolos ke Piala Dunia Basket 2023 di Jepang, Filipina, dan Indonesia.
"Namun kami tidak berani membidik juara di FIBA Asian Cup. Di sana ada Cina dan negara-negara kuat lainnya. Tapi kalau masuk delapan besar, itu terlihat realistis," kata Nirmala Dewi. (ah)