ThePhrase.id – Jika berbicara mengenai sejarah kopi di Indonesia tentu kita harus kembali mengingat masa kolonial Belanda pada akhir abad 16 atau lebih tepatnya tahun 1696. Pemerintah Belanda pada tahun tersebut memutuskan untuk menanam benih kopi arabika pertama kali di pulau Jawa, lebih tepatnya di daerah Kedawung yang berlokasi di dekat Batavia atau Jakarta. Benih kopi arabika ini dibawa langsung oleh pimpinan kapal dagang Belanda, Adrian van Ommen dari Malabar, India. Meski sempat gagal, pemerintah Belanda yang memahami potensi industri kopi kemudian mencoba penanaman benih kopi tersebut hingga akhirnya berhasil tersebar di berbagai daerah di Indonesia, yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Utara, beberapa daerah di Sulawesi, Bali hingga Papua. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai lokasi pertama selain Arab dan Ethopia yang berhasil membudidayakan kopi secara luas. Dilansir drivencoffee, keberhasilan ini kemudian dimanfaatkan pemerintah Belanda untuk mengadakan ekspor kopi pada tahun 1711.
Pasca kemerdekaan, perkebunan kopi milik Belanda mulai ditinggalkan dan diambil alih oleh pemerintah Indonesia. Industri kopi di Indonesia tetap berkembang hingga saat ini bahkan berkontribusi besar terhadap Produk Domestik Bruto atau PDB sekitar 15%. Bahkan, International Coffe Organization (ICO) mencatat Indonesia berada di posisi keempat sebagai penghasil kopi terbesar di dunia setelah Brazil, Vietnam, dan Kolombia. Indonesia mampu menghasilkan 660.000 metrik ton kopi pada tahun 2017 dengan total 154.800 ton konsumsi dalam negeri. Meski industri kopi Indonesia masih di dominasi oleh robusta yang kurang diminati dibanding arabika, namun, kopi robusta yang dihasilkan Indonesia memiliki keasaman rendah dengan body yang kuat sehingga ideal untuk dicampurkan pada kopi dari Amerika Tengah dan Afrika Timur yang memiliki tingkat keasaman tinggi.
Tags Terkait