ThePhrase.id - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengabarkan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo atau Jokowi menginginkan Indonesia minimal bisa menjadi co-host Piala Dunia FIFA 2034.
Hal ini disampaikan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo ketika menjawab pertanyaan wartawan terkait bidding tuan rumah Piala Dunia 2034.
"Kami lagi mengikuti perkembangannya. Memang positioning Indonesia itu yang Bapak Presiden inginkan, kita minimal bisa menjadi co-host," beber Dito.
Indonesia, sambung Dito, sudah menyampaikan keinginan tersebut kepada negara-negara sahabat yang berminat mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034. Negara-negara tersebut yaitu Australia dan Arab Saudi.
"Kami sudah sampaikan kita ingin sebagai co-host. Ini saya akan terbang ke Arab Saudi mendampingi Pak Presiden. Salah satu topik yang akan dibicarakan putra mahkota Arab Saudi ke Pak Presiden," tegas Dito.
"Nanti akan kami update. Untuk komunikasi dengan Australia juga sudah berjalan. Komunikasi bersama negara-negara ASEAN pun berjalan. Intinya posisi Indonesia kita ingin sebagai co-host," ungkapnya.
Seperti diketahui, FIFA bakal memberikan kesempatan kepada negara-negara Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dan Konfederasi Sepak Bola Oseania (OFC) untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034.
Di antara negara-negara yang tertarik untuk menjadi tuan rumah yaitu Arab Saudi dan Australia. Selain itu, Indonesia juga menjajaki maju sebagai tuan rumah bersama Piala Dunia 2034 dengan Malaysia dan Singapura.
"Kami sedang berdiskusi dengan beberapa negara untuk bidding sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034," ucap Ketua Umum PSSI, Erick Thohir pada beberapa waktu lalu.
"Kami sedang diskusi dengan Australia. Sebenarnya dari 2017 sudah ada pembicaran dengan sesama negara Asia Tenggara. Tetapi belum ada yang konkret," sambung Erick Thohir.
"Kami sedang menunggu Pemerintah Australia untuk keseriusan bekerja sama dengan Indonesia. Tetapi, ada yang menarik lagi," ungkap Erick Thohir.
"Ketika saya mengunjungi Malaysia dan Singapura, kedua negara itu menyatakan tertarik untuk bergabung dengan Indonesia dan Australia," lanjutnya.
"Jadi, kalau ada berita-berita Indonesia ditinggalkan Australia, jangan percaya. Ketua PSSI-nya di sini. Tetapi, konteksnya kami masih diskusi," tambah Erick Thohir.
"Sebab, untuk tanda tangan kebersamaan itu pada 31 Oktober 2023. Jadi masih kami diskusikan," lanjutnya. Erick Thohir juga menyanggah Indonesia tidak diajak Australia.
"Saya keberatan ketika konteks-nya 'oh Australia tidak mengajak Indonesia karena banyak masalah', saya keberatan, Australia tidak pernah menyatakan itu, kalau tidak ngapain kontak saya gitu, iya kan?" ucapnya.
"Ya ini kan selalu kita ini sering terjebak stigma men-downgrade kita sebagai bangsa, menurunkan kita sebagai bangsa, jadi kalau udah yang gitu-gitu saya agak keras ya," kata Erick Thohir.
"Karena kalau kita dianggap rendah dianggap lemah oleh bangsa lain saya tidak terima, ini bangsa Indonesia, kita sudah membuktikan banyak hal yang bagus, Indonesia sebagai negara, Indonesia juga sebagai kontribusi ke dunia, kita sudah buktikan kok, itu yang mau saya nyatakan," tutupnya. (Rangga)