ThePhrase.id – Keberadaannya tidak akan hilang dalam waktu dekat, persiapan hidup berdampingan dengan Covid mulai digagas oleh Presiden RI Joko Widodo. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ditugaskan oleh Jokowi untuk membuat roadmap protokol kesehatan (prokes), mempercepat testing, tracing, treatment, dan vaksinasi agar kehidupan normal dapat segera terwujud kembali.
Namun apakah Indonesia sudah siap untuk hidup berdampingan dengan Covid-19 dalam waktu dekat?
Seperti yang dilansir dari VOA, Ahli Epidemiologi dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan untuk mewujudkan kehidupan berdampingan dengan Covid-19, ada beberapa syarat dan tahapan yang harus dipenuhi dan dilalui, salah satunya yaitu tahap pengendalian pandemi.
Pada tahap pertama ini, positivity rate atau tingkat kasus positif di seluruh wilayah di Indonesia harus di bawah lima persen. Kasus harian harus terus menurun hingga paling tidak hanya terdapat 1:1.000.000 kasus. Selain kasus positif yang berjumlah sedikit, di fasilitas kesehatan tidak boleh banyak yang harus masuk ICU, dan angka kematian juga tidak boleh lebih dari satu persen. Lalu angka reproduksi virus juga harus di bawah satu.
Supaya tahap pertama yang mendasar ini dapat cepat terpenuhi, Dicky menghimbau kepada masyarakat Indonesia untuk tetap selalu menerapkan Gerakan 5M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, membatasi mobilisasi dan interaksi) dan 3T (testing, tracing, treatment).
Ilustrasi Berkegiatan Menggunakan Masker (Foto: Dok. Reuters)
Jika tahap pengendalian pandemi telah berhasil, maka Indonesia dapat melakukan tahap pemulihan di berbagai sektor ekonomi, politik, sosial, bisnis, serta pendidikan sehingga rakyat Indonesia bisa kembali menjalani kehidupan dengan normal baru, tentunya dengan tetap menjaga kesehatan sesuai dengan ketentuan prokes.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani juga menegaskan kemungkinan pandemi Covid 19 akan menjadi endemi di tahun 2022 mendatang. Dalam pernyataannya Senin (16/8), Sri Mulyani menegaskan hal itu seiring dengan masukan berbagai ilmuwan dan perluasan vaksinasi serta kepatuhan masyarakat dalam melakukan protokol kesehatan.
“Kita mungkin melihat di 2022 akan mengalami suatu masa di mana pandemi menjadi endemi,” ujar Sri Mulyani.
Jika sudah beralih jadi endemi artinya virus corona ini akan tetap ada tetapi penyebarannya dapat dideteksi seperti virus-virus lain yang sudah hidup “berdampingan” dengan manusia.
Menteri Sosial (Mensos) RI Tri Rismaharini juga menyampaikan hal senada. Menurutnya, kita mungkin harus mulai berdamai atau hidup berdampingan dengan Covid-19.
“Kita harus ‘berdamai’ dengan pandemi dan optimistis serta tetap beraktivitas dengan menerapkan protokol kesehatan karena tidak ada yang tahu sampai kapan pandemi Covid-19 berakhir di seluruh dunia, tidak hanya di Tanah Air,” ucap Risma di lapangan kompleks Kemensos, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (19/8).
Sinyaleman ini mengindikasikan adanya keinginan yang kuat dari pemerintah untuk mengakhiri pandemi ini. Pembatasan aktivitas masyarakat tanpa ada kompensasi tidak hanya mengancam ekonomi masyarakat dan negara tetapi juga akan berdampak kepada stabilitas politik. Upaya keras pemerintah untuk vaksinasi massal di sejumlah tempat juga menjadi isyarat untuk mengakhiri pandemi ini. [hc]