Thephrase.id - Justin Hubner baru berkarier di Eredivisie pada musim ini, akan tetapi namanya sudah dikenal jutaan orang di Indonesia. Bek kelahiran Den Bosch ini kini memiliki 3,8 juta pengikut di Instagram, status yang jarang dimiliki pemain seusianya di Eropa.
Ketenaran itu datang sejak ia memutuskan membela Timnas Indonesia pada awal 2024. Debutnya di level internasional mengubah jalan hidupnya, bukan hanya di lapangan tetapi juga di luar lapangan. Di Indonesia, ia tak bisa berjalan santai di jalanan tanpa menjadi pusat perhatian.
Hubner menggambarkan pengalamannya seperti hidup di dunia yang berbeda. Fans sering mengejarnya, meminta foto, bahkan ada yang sampai menangis ketika bertemu.
"Rasanya seperti Cristiano Ronaldo. Saya masih merasa seperti pemain biasa, tapi di sana, semua berbeda," beber Hubner kepada NOS.
Popularitas tersebut membuka pintu ke dunia hiburan. Hubner meluncurkan lini parfum sendiri dan menjadi wajah bagi beberapa merek fashion besar.
Media sosialnya dipenuhi foto-foto yang menggambarkan gaya hidup bak selebritas, jauh dari kesan pemain muda yang kariernya masih dalam tahap awal.
Akan tetapi, ketenaran juga membawa sisi gelap. Hubner mengaku kerap menjadi target komentar negatif di dunia maya. Beberapa bahkan sampai mengirim ancaman pembunuhan.
"Itu tidak normal, tapi saya belajar untuk fokus pada dukungan positif," katanya.
Perjalanan kariernya cukup berliku. Hubner meninggalkan Belanda saat berusia 16 tahun untuk bergabung dengan akademi Wolverhampton Wanderers di Inggris. Meski berkembang di sana, ia tak pernah menembus tim utama.
Kesempatan bermain di level profesional datang ketika ia bergabung dengan Cerezo Osaka di Jepang. Tapi di klub tersebut, ia hanya tampil delapan kali, sebagian besar sebagai pemain pengganti.
Langkah berikutnya membawanya kembali ke Eropa. Fortuna Sittard merekrutnya pada musim panas 2025, menjadikannya salah satu perekrutan yang paling disorot di klub itu. Bagi Hubner, inilah peluang untuk mendapatkan menit bermain yang ia butuhkan.
Ia tahu statusnya di Indonesia tak otomatis membuatnya diperhitungkan di kompetisi Eropa. "Saya masih harus membuktikan diri. Saya ingin bermain sebanyak mungkin dan kembali ke ritme," ucapnya.
Di usia 21 tahun, Hubner kini hidup di dua dunia, pesepakbola muda yang masih mengejar karier di Eropa, dan selebritas yang dielu-elukan jutaan orang di Indonesia. Kombinasi antara sorotan publik, tekanan di lapangan, dan peluang komersial membuatnya harus pandai menjaga keseimbangan.