sportLiga 1 Indonesia

Skandal di Malut United: Imran Nahumarury Dimaafkan, Yeyen Tumena Terancam Diproses Hukum

Penulis Ahmad Haidir
Jun 25, 2025
 Malut United memaafkan mantan pelatih kepala mereka, Imran Nahumarury. Foto: Malut United
Malut United memaafkan mantan pelatih kepala mereka, Imran Nahumarury. Foto: Malut United

Thephrase.id - Malut United akhirnya memutuskan untuk memaafkan mantan pelatih kepala mereka, Imran Nahumarury, yang sebelumnya terseret dalam dugaan praktik pemotongan gaji pemain.

Akan tetapi, keputusan berbeda diambil terhadap Yeyen Tumena. Mantan Direktur Teknik klub itu justru akan diproses melalui jalur hukum karena tidak menunjukkan itikad baik.

Kepastian ini disampaikan langsung oleh Wakil Manajer Malut United, Asghar Saleh, pada Selasa, 24 Juni 2025. Ia mengatakan bahwa Imran telah menyampaikan permintaan maaf secara resmi kepada pihak klub.

Permintaan tersebut diterima setelah Imran mengakui kesalahan yang dilakukannya selama menjabat. "Imran sudah minta maaf secara tertulis dan berjanji tidak akan memperpanjang persoalan ini di media," tegas Asghar.

"Kami terima dengan lapang dada dan berharap hal ini menjadi pelajaran pribadi bagi dia," sambung Ashgar.

Sikap kooperatif Imran membuat manajemen klub mengambil pendekatan yang lebih lunak. Malut United pun memilih menutup kasus tersebut dengan harapan tidak terulang di masa depan.

Meski begitu, manajemen tetap menegaskan bahwa mereka tidak akan segan bertindak jika pelanggaran yang sama terjadi lagi. Situasi berbeda dialami Yeyen Tumena.

Hingga kini, Yeyen yang pernah menjabat sebagai Direktur Teknik klub tidak memberikan klarifikasi ataupun permintaan maaf atas keterlibatannya dalam kasus yang sama. Ketidakhadiran respons dari pihak Yeyen membuat Malut United merasa perlu mengambil langkah hukum.

"Kalau Yeyen tidak ada itikad baik, kami akan bawa ke jalur hukum. Ini bukan lagi soal pribadi, tapi soal menjaga integritas klub dan dunia sepak bola Indonesia," ucap Asghar.

Kasus ini bermula dari laporan beberapa pemain yang merasa dirugikan oleh tindakan tidak profesional yang dilakukan oleh dua eks petinggi klub tersebut.

Pemotongan gaji dan kebijakan transfer pemain tanpa sepengetahuan manajemen menjadi dua dari sekian masalah yang diungkap ke publik.

Lebih parahnya lagi, menurut pengakuan para pemain lokal, ada praktik pembayaran sejumlah uang agar bisa diturunkan dalam pertandingan.

Situasi ini dinilai sangat merusak profesionalisme dalam tubuh tim, apalagi terjadi sejak Malut United berlaga di Liga 2 pada 2023-2024.

"Kami kecewa berat. Ada pemain yang mengaku harus menyetor uang agar bisa bermain. Fee pemain juga dipotong dan itu jelas melanggar," tandas Asghar. 

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic