ThePhrase.id –Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah memamerkan perkembangan teknologi smart city pada gelaran Indo Smart City Forum dan Expo (ISCFE) 2021 yang juga diikuti oleh kota-kota dari seluruh Indonesia
ISCFE yang diselenggarakan di Yogyakarta pada 13-15 Oktober 2021 oleh Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) mengambil tema "Membangun Ekosistem Smart City Berkelanjutan Bagi Penanggulangan Pandemi"
Pada pameran tersebut, Kota Semarang menampilkan beberapa inovasi yang sudah diterapkan antara lain adalah KSO Ducting antara Perusahaan Daerah (Perusda) dengan PT Moratelindo, inovasi robotik, dan konsep smart city menggunakan CCTV Analitic.
“Misi kami saling memberikan inspirasi, menyadari bahwa teknologi ini selalu berkembang. Siapa tahu di daerah lain, di kota, kabupaten lain ada teknologi-teknologi yang canggih dalam konteks smart city yang juga bisa di adopt. Termasuk kelebihan-kelebihan Kota Semarang bisa dipelajarai juga oleh daerah lain untuk bisa di adopt dan diimplementasikan di tempat mereka,” ujar Bambang Pramusinto, Kepala Diskominfo Kota Semarang.
Booth Kota Semarang yang sedang menunjukan invoasi robotiknya (Foto: semarangkota.go.id)
Inovasi yang dilakukan Kota Semarang dinilai dapat memaksimalkan penggunaan teknologi dalam mempercepat penanganan covid-19. Kota Semarang berhasil menurunkan angka kasus positif Covid-19, mencapai target vaksin tahap 1 di angka 103%, tahap 2 di 75% dan tahap 3 untuk pelayan kesehatan juga sudah jauh melebihi targetnya.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi yang menjadi pembicara dalam forum tersebut menyatakan bahwa konsep smart city tidak selalu fokus pada pengembangan dan penggunaan teknologi. Namun bagaimana pembangunan sistem kota cerdas ini dapat difokuskan pada meningkatkan kemampuan pemerintah dalam melayani dan memahami persoalan masyarakat dan dapat memberikan solusi.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi ketika menjadi salah satu pembicara pada forum ISCFE 2021 (Foto: semarangkota.go.id)
“Di Semarang, kota cerdas tidak hanya tentang digitalisasi, namun cerdas dalam memahami persoalan masyarakat. Contohnya, dalam menghadapi pandemi diperlukan langkah yang tegas. Ketika wilayah kesehatan diserang, sistem kota cerdas harus mampu mengintegrasikan data ketersediaan tempat tidur rumah sakit secara menyeluruh, juga termasuk tempat isolasi terpusat dari mulai tingkat kota hingga di balai - balai RW,” tandas Hendrar.
Ia juga mengatakan bahwa penerapan smart city ini tidak harus mencontoh daerah lain karena masing-masing wilayah memiliki tantangan dan karakteristik yang berbeda-beda. Ia juga menegaskan bahwa ia tidak mencontoh konsep smart city dari Australia atau Singapura, karena selain biaya yang tinggi ia ingin memfokuskan sistem smart city pada kebutuhan masyarakat dengan memberikan solusi dan kemudahan.
Menurut Wali Kota Semarang, digitalisasi di Kota Semarang hanya sebagai pendukung, seperti layanan website semarangkota.go.id untuk mempermudah masyarakat menerima informasi.
“Artinya dalam penanganan pandemi Covid-19, pemerintah dapat mengambil keputusan cepat terkait kebutuhan masyarakat yang didukung dengan kemajuan digitalisasi yang kini kian berkembang,” pungkasnya. [Syifaa]