
ThePhrase.id - Hingga saat ini, layanan streaming musik global terbesar, Spotify mencatat hampir 9 miliar playlist buatan pengguna. Menurut perusahaan, angka itu menunjukkan betapa kreatifnya pendengar dalam menyusun musik dan betapa besar peran mereka dalam membentuk pengalaman mendengarkan di platform tersebut.
Untuk mendukung kreativitas ini sekaligus memberikan pengalaman yang lebih personal, Spotify memperkenalkan cara baru menikmati musik melalui Prompted Playlist. Fitur ini memungkinkan pengguna mengarahkan algoritma hanya dengan menuliskan deskripsi playlist yang mereka butuhkan.
Selama ini, pengalaman mendengarkan musik di Spotify banyak ditentukan rekomendasi otomatis seperti Discover Weekly atau Release Radar. Sekarang Spotify memungkinkan pendengar bukan hanya menerima saran, tapi bisa mengarahkan kurasi lagu sesuai mood, aktivitas, atau preferensi mereka sendiri.
Cara menggunakannya cukup mudah. Pengguna cukup menuliskan deskripsi playlist yang mereka inginkan, mulai dari permintaan sederhana seperti “musik dari artis favoritku lima tahun terakhir” hingga instruksi detail semacam “lagu pop dan hip-hop bertenaga untuk lari 5K selama 30 menit lalu ditutup lagu santai untuk pendinginan.” Spotify kemudian menyusun daftar putar yang mengikuti arahan tersebut dan memperbaruinya secara berkala sesuai kebiasaan mendengarkan pengguna.
Pengguna juga bisa menambahkan aturan tambahan, mengedit prompt, atau membuat yang baru kapan saja. Setiap lagu akan dilengkapi konteks yang menjelaskan alasan pemilihannya sehingga playlist terasa lebih relevan. Ada pula opsi untuk menyegarkan playlist setiap hari atau setiap minggu supaya isinya tetap selaras dengan selera terbaru.
Untuk mempermudah proses kreatif, Spotify juga menyediakan prompt siap pakai seperti “lagu dari artis yang sedang tur besar tahun ini” serta playlist kurasi dari editor musik dan pakar budaya internal mereka.
Versi beta Prompted Playlist mulai tersedia untuk pelanggan Premium di Selandia Baru sejak 11 Desember. Spotify menyebut fitur ini sebagai langkah awal, dan tahun 2026 digadang-gadang menjadi tahun besar bagi pengalaman mendengarkan musik dengan lebih banyak fitur yang memberi pengguna kendali penuh atas cara mereka menikmati audio. [nadira]