ThePhrase.id - Gadis Kretek masih menjadi salah satu serial yang menempati Top 10 TV Shows di Netflix Indonesia hingga saat ini. Serial ini menjadi sorotan karena cerita dan latar yang unik. Setelah Kota M, kini salah satu lokasi adegan pertemuan terakhir Jeng Yah dan Soeraja menjadi perbincangan.
Ternyata lokasi tersebut adalah sebuah stasiun kecil yang terletak di Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah yaitu Stasiun Tuntang. Stasiun ini juga termasuk salah satu stasiun tertua di Indonesia yang bersejarah.
Stasiun Tuntang pertama kali dibangun pada tahun 1871 dan mulai beroperasi pada 21 Mei 1873. Stasiun ini merupakan stasiun kereta api kelas kecil dan termasuk dalam Daerah Operasi IV Semarang yang menghubungkan Ambarawa-Tuntang-Bringin-Kedungjati.
Meskipun terbilang kecil, stasiun ini memiliki peran yang penting dalam pengangkutan produk kebun, seperti karet, gula, coklat, dan kopi yang dibawa menuju Ambarawa lewat stasiun Tuntang.
Bangunan yang dapat terlihat sekarang merupakan bangunan generasi kedua berasal dari tahun 1905 ketika Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) atau Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda membangun stasiun-stasiun baru.
Gaya arsitektur pada bangunan Stasiun Tuntang saat ini adalah gaya “Chalet NIS” yang diperkenalkan pada abad ke-10.
Pada tahun 1917, Kota Salatiga diumumkan sebagai staadsgemeente yang banyak dihuni oleh warga Belanda. Karena Salatiga tidak dilalui oleh jalur kereta api, Stasiun Tuntang menjadi stasiun yang melayani kota tersebut.
Untuk menghubungkan Kota Salatiga dengan Stasiun Tuntang, NIS mengoperasikan layanan bus. Pada tahun 1921, layanan ini beralih ke perusahaan swasta ESTO (Eerste Salatigasche Transport Onderneming) yang didirikan oleh Kwa Tjwan Ing.
Lalu pada tahun 1976 stasiun ini sempat dinonaktifkan karena kalah saing dengan moda transportasi lainnya. Setelah itu, sempat dibuka untuk melayani kereta wisata Ambarawa-Tuntang, namun sayangnya, tak lama jalur tersebut ditutup lagi karena faktor rel rusak.
Pada tahun 2002 jalur tersebut dibuka lagi setelah renovasi. Awalnya, stasiun ini hanya dapat melayani lori Ambarawa-Tuntang. Namun pada tahun 2009 dimulailah renovasi dan stasiun ini melayani kereta uap wisata lagi.
Hingga saat ini, Stasiun Tuntang dapat melalui rute Kereta Api Wisata relasi Ambarawa-Tuntang. Dari Museum Ambarawa, wisatawan dapat melihat koleksi perekeretaapian dari masa Hindia Belanda hingga pra kemerdekaan RI. Selain itu juga dapat menikmati perjalanan dengan kereta uap ataupun kereta diesel vintage menuju Stasiun Tuntang. [Syifaa]