ThePhrase.id - Semua orang dapat merasakan stres dengan berbagai sebab, baik karena pekerjaan, masalah rumah tangga atau masalah lainnya. Stres ternyata dapat menyebabkan munculnya kulit gatal dan ruam. Beberapa hal dapat memicu munculnya gatal dan kemerahan pada kulit akibat stres, berikut penjelasannya.
Beberapa orang yang memiliki gangguan kulit, seperti psoriasis, eksim, dan urtikaria (biduran), akan mengalami gejala gatal yang lebih parah saat stres.
Menurut studi dari euroscience & Biobehavioral Reviews, ada kaitannya antara kondisi gatal dengan tingkat stres, kecemasan dan gangguan mood lainnya. Maka semakin tinggi tingkat stres dan kecemasan akan memicu rasa gatal yang lebih parah, khususnya pada orang yang memiliki gangguan kulit dapat menyebabkan kondisinya semakin parah.
Ilustrasi stress. (Foto: Unsplash/Elisa Ventur)
Hal ini terjadi karena ketika sedang stres, otak akan melepaskan hormon-hormon stres seperti adrenalin dan kortisol sebagai reaksi tubuh untuk mempertahankan diri dari ancaman.
Selain itu ada juga dampak lainnya pada tubuh seperti otot menegang, denyut jantung meningkat, pernapasan cepat, dan tekanan darah melonjak. Reaksi gatal pada kulit juga disebabkan oleh banyaknya ujung saraf yang terhubung dengan kulit. Maka bila sistem saraf pusat otak mendeteksi stres, kulit juga akan ikut bereaksi.
Tak hanya itu, salah satu yang memicu gatal adalah ketika otak memicu produksi keringat secara berlebihan ketika sedang merasa stres.
Seperti ketika sedang berada di lingkungan yang panas, lembab dengan sirkulasi udara yang tidak lancar menyebabkan keringat terperangkap pada kulit dan tidak bisa menguap. Hal ini menyebabkan apa yang disebut biang keringat gatal-gatal pada pada leher, bahu, dada, area sekitar lipatan tubuh, dan pangkal paha.
Neurodermatitis
Bagi yang sering merasakan gatal ketika stres ini bisa menjadi tanda dari Neurodermatitis. Kondisi ini dapat mucul di bagian tubuh manapun seperti wajah dan kepala, lengan bawah, pergelangan tangan, paha bagian belakang, selangkangan, dan bokong.
Menurut American Academy of Dermatology Association, stres, cemas, dan khawatir merupakan hal yang memicu rasa gatal yang kuat. Kemudian ketika semakin digaruk akan menimbulkan kulit jadiĀ kering, kasar, bersisik, berwarna kemerahan, berdarah, hingga mengalami infeksi.
Di sisi lain, rasa gatal akan hilang ketika sedang bersantai, sedang tidur atau ketika sudah dapat mengatasi rasa stres yang dialami. Namun ada beberapa orang yang memiliki kebiasaan menggaruk tanpa sadar meski stresnya sudah reda dan kulit tidak terasa gatal. Hal ini disebut kondisi gatal psikogenik.
Cara mengatasi gatal karena stres
Beberapa hal bisa dilakukan untuk mengatasi gatal akibat stres.
Tidak menggaruk daerah kulit yang gatal.
Menjaga kuku jari tetap pendek agar kulit tidak terluka ketika menggaruk.
Mengompres dengan kain dingin dan basah untuk menenangkan kulit yang meradang.
Mandi air hangat dan menghindari sabun pewarna atau pewangi.
Hindari perhiasan, parfum, produk kulit, kosmetik, atau pembersih yang mengandung pewangi.
Gunakan pelembap atau oleskan salep antigatal.
Oleskan krim kortikosteroid untuk menenangkan peradangan dengan konsul ke dokter bila membutuhkan dosis yang lebih tingg. [Syifaa]