ThePhrase.id - Telah lebih dari seratus hari Rusia melancarkan serangan ke Ukraina untuk menggulingkan pemerintah di Kyiv. Pasukan Rusia maupun Ukraina kini terkunci dalam pertempuran sengit untuk memenangkan konflik tersebut.
Pemenangnya, jika ada, kemungkinan tidak akan muncul bahkan dalam 100 hari ke depan, kata para analis. Beberapa pemgamat memperkirakan perjuangan yang semakin sulit di Ukraina timur dan konfrontasi yang berkembang antara Presiden Rusia Vladimir V. Putin dan negara Barat.
Kerugian Ukraina
Foto: Ilustrasi Kerusakan Bangunan di Ukraina (freepik.com)
Presiden Ukraina, Zelensky pada hari Jumat (3/6) mengatakan bahwa "kemenangan akan menjadi milik kita," dan mencatat bahwa 50 kedutaan asing telah melanjutkan "kegiatan penuh mereka" di Kyiv, sebuah tanda dari rasa normal yang rapuh kembali ke ibukota.
Namun demikian, lebih dari tiga bulan dalam perang yang secara radikal mengubah perhitungan keamanan Eropa, menewaskan ribuan orang di kedua sisi, membuat lebih dari 12 juta orang kehilangan tempat tinggal dan memicu krisis kemanusiaan, pasukan Rusia kini menguasai seperlima negara itu, wilayah yang lebih besar dari Belanda, Belgia dan Luksemburg jika digabungkan.
Saat ditanya tentang pencapaiannya setelah 100 hari melakukan invasi di Ukraina, Dmitri S. Peskov, juru bicara kepresidenan Rusia pada sebuah press conference, mengatakan bahwa banyak daerah berpenduduk telah "dibebaskan" dari militer Ukraina, yang ia gambarkan sebagai "berpikiran Nazi".
Komite Palang Merah Internasional mengatakan pada hari Jumat bahwa invasi itu telah menyebabkan kehancuran dan korban warga sipil selama 100 hari terakhir.
Menurut perkiraan PBB, lebih dari 4.000 warga sipil telah tewas sejak 24 Februari. Namun, pemerintah Ukraina menempatkan jumlah korban tewas jauh lebih tinggi. Perang juga telah memicu eksodus pengungsi terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II. Lebih dari 8 juta orang Ukraina telah mengungsi, dan lebih dari 6,5 juta telah melarikan diri ke negara lain.
Setengah dari bisnis Ukraina telah ditutup dan 4,8 juta orang telah kehilangan pekerjaan. PBB memperkirakan output ekonomi negara itu akan turun setengahnya tahun ini. Sembilan puluh persen populasi berisiko jatuh mendekati atau di bawah garis kemiskinan. Setidaknya $100 miliar kerusakan telah terjadi pada infrastruktur.
Kerugian Rusia
Tak hanya Ukraina, Rusia juga mengalami kerugian akibat perang tersebut, terisolasi secara geopolitik dan menghadapi dislokasi ekonomi selama bertahun-tahun. Bank-banknya telah terputus dari keuangan Barat, dan dengan produksi minyak yang sudah turun sebesar 15 persen, ia kehilangan pasar energi di Eropa. Industrinya bergulat dengan berkembangnya kekurangan bahan dasar, suku cadang, dan komponen berteknologi tinggi.
Keputusan Finlandia dan Swedia untuk meninggalkan lebih dari 70 tahun netralitas dan mengajukan keanggotaan di NATO juga menjadi bencana untuk Rusia.
Perusahaan-perusahaan besar Barat seperti McDonald's, Starbucks, dan Nike telah lenyap, seolah-olah digantikan oleh merek-merek Rusia. Dampaknya akan kurang terlihat di luar kota-kota besar, tetapi dengan hampir 1.000 perusahaan asing telah pergi, beberapa konsumen merasakan perbedaannya karena stok menipis.
Rusia akan segera memiliki lebih banyak nuansa Soviet, kembali ke era ketika barang-barang Barat tidak ada. Beberapa importir akan menghasilkan banyak uang dengan membawa segala sesuatu mulai dari jeans, iPhone hingga suku cadang mesin. [nadira]