Survei Polmatrix: Prabowo-Gibran Berpotensi Menang Satu Putaran, TPN Ganjar-Mahfud Evaluasi Hasil Survei

ThePhrase.id - Hasil survei Polmatrix Indonesia tunjukkan elektabilitas pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka capai 48,4% dan berpotensi menang satu putaran.

“Prabowo-Gibran potensial memenangkan Pilpres 2024 dalam satu putaran,” ucap Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia, Dendik Rulianto dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (15/11) dikutip Antaranews.

Pasangan capres-cawapres usungan Koalisi Indonesia Maju (KIM) itu unggul cukup jauh dari dua pasangan lainnya, yaitu Ganjar Pranowo-Mahfud MD dengan elektabilitas 26,6%, dan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan 17,3%.

Sementara itu responden yang memilih tidak tahu atau tidak jawab (TT/TJ) sebesar 7,7%.

Dendik menilai Prabowo semakin unggul setelah dipasangkan dengan Gibran yang merupakan putra sulung Presiden RI Joko Widodo, sehingga menjadi simbolisasi paling nyata dari dukungan Jokowi.

“Keunggulan Prabowo Subianto semakin melejit setelah berpasangan dengan putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka,” tukasnya.

Survei Polmatrix ini dilakukan pada 1-7 November 2023 dengan 2.000 orang sebagai responden yang mewakili 34 provinsi. Metode yang digunakan yaitu multistage random sampling (acak bertingkat) dengan margin of error kurang lebih sebesar 2,2% dan pada tingkat kepercayaan 95%.

TPN Ganjar-Mahfud Evaluasi Hasil Survei

Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud menyatakan akan mengevaluasi hasil dari beberapa survei yang menunjukkan elektabilitas pasangan capres-cawapres Ganjar-Mahfud lebih rendah dari pasangan Prabowo-Gibran.

“Evaluasi selalu dilakukan. Akan tetapi, kami juga melakukan yang namanya internal survei,” ujar Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Arsjad Rasjid dalam konferensi pers di Kantor TPN Ganjar-Mahfud, Jakarta, Rabu (15/11).

Ada pula survei internal yang dilakukan nantinya tidak akan dipublikasikan, melainkan akan dijadikan pembanding dengan survei-survei eksternal yang ada.

Menurut Arsjad, TPN Ganjar-Mahfud perlu mengetahui lebih dahulu terkait metode dan pertanyaan yang diajukan, yang menunjukkan elektabilitas Ganjar-Mahfud lebih rendah dari elektabilitas Prabowo-Gibran.

“Kami harus bertanya juga bagaimana metode dari survei itu, apa pertanyaannya?” tandas Asrjad.

Dengan begitu, hasil survei tersebut dapat dijadikan acuan untuk mengevaluai dan memperbaiki elektabilitas pasangan Ganjar-Mahfud. (Rangga)