regional

Taru Martani Yogyakarta, Pabrik Cerutu Tertua di Asia Tenggara

Penulis Ashila Syifaa
Dec 15, 2023
Bangunan Taru Martani pabrik. (Foto: Wikimedia Commons/Bosscig)
Bangunan Taru Martani pabrik. (Foto: Wikimedia Commons/Bosscig)

ThePhrase.id - Taru Martani merupakan pabrik cerutu tertua yang terletak di Yogyakarta, bahkan bisa dikatakan yang tertua di Asia Tenggara. Tak hanya menjadi peninggalan sejarah saja, Taru Martani masih beroperasi sejak  1918 hingga sekarang.

Sejarahnya yang panjang ini menjadikan bangunan PT Taru Martani menjadi Bangunan Gedung Cagar Budaya yang berlokasi di Jalan Kolonel Bambang Suprapto No. 2 Baciro, Gondokusuman, Yogyakarta. 

Pabrik cerutu tertua ini dapat dimasukan ke dalam list destinasi wisata untuk dikunjungi jika sedang berlibur ke Yogyakarta. Di sini pengunjung dapat menikmati pengalaman yang berbeda dengan melihat proses pembuatan cerutu. 

Pabrik ini juga selalu diramaikan dengan pengunjung yang hendak menikmati cafe yang terletak di halaman pabrik tersebut, yaitu Taru Martani 1918 Coffee and Resto. Tak hanya untuk menikmati berbagai hidangan, pengunjung akan ditemani dengan aroma wangi tembakau, ditambah dengan suasana Yogyakarta tempo dulu. 

Selama lebih dari satu abad beroperasi tak heran jika Taru Martani juga dikenal secara internasional. Produk cerutu Taru Martani ini dapat ditemukan di beberapa negara seperti Belanda, Republik Ceko, Belgia, Jerman, Amerika Serikat, Perancis, Swiss, Australia, negara-negara Asia dan Timur Tengah.

Sejarah Taru Martani

Taru Martani awalnya didirikan oleh perusahaan cerutu Belanda, Mignot & de Block, yang berpusat di Eindhoven, Belanda pada tahun 1918 dengan nama NV Negresco. Pada awalnya pabrik ini pertama kali didirikan di daerah Bulu, Jalan Magelang, Yogyakarta oleh seorang warga negara Belanda bernama Adolphe Antoine Louis Marie Mignot.

Pendirian pabrik cerutu ini didorong oleh dukungan pemerintah Belanda dan keterkaitan Mignot & de Block dengan Gereja Katolik. Mignot mencari pekerja murah di Jawa untuk mendirikan pabrik cerutu yang berlokasi dekat dengan kebun tembakau. Beberapa pekerja bahkan didatangkan langsung dari Belanda untuk membimbing para penganut Katolik dari Jawa dalam pembuatan cerutu.

Pada tahun 1921, Fa Negresco mengalami kemajuan pesat, sehingga perusahaan melakukan ekspansi dan pindah lokasi dari Bulu ke Baciro di Jl. Kompol. B. Suprapto 2A, Yogyakarta. Selain itu, status usaha yang awalnya perseorangan diubah menjadi Perseroan Terbatas (Naamloze Vennootschap) dengan nama N.V. Negresco pada tahun yang sama. Pada tahun 1923, pabrik terus berkembang dengan mempekerjakan 400 pekerja, yang saat itu hanya direkrut melalui rekomendasi pastor di Yogyakarta.

Lalu pada masa penjajahan Jepang, pabrik ini berganti nama menjadi Java Tobacco Kojo yang kemudian pada tahun 1945 diambil oleh pemerintah Republik Indonesia. Pabrik tersebut kemudian berubah nama menjadi PT Taru Martani pada 23 September 1972 yang diresmikan oleh Menteri Ekuin pada masa jabatan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX

Meskipun begitu, hingga saat ini pabrik masih aktif bahkan masih menggunakan mesin-mesin yang sudah ada sejak pabrik tersebut masih milik perusahaan Belanda untuk produksinya. [Syifaa]

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic