trending

Taruna Ikrar: Vaksin Nusantara dari Metode Sistem Dendritic Rampungkan Uji Klinis

Penulis Rahma K
Sep 05, 2022
Taruna Ikrar: Vaksin Nusantara dari Metode Sistem Dendritic Rampungkan Uji Klinis
ThePhrase.id – Uji klinik tahap akhir dari Vaksin Nusantara yang menggunakan metode sistem dendritic sel dinyatakan telah rampung dilakukan.

Hal ini diungkapkan oleh Ketua Konsil Kedokteran (KKI) Prof. Taruna Ikrar yang merintis vaksin ini bersama mantan Menteri Kesehatan Terawan A. Putranto serta periset lainnya.

Dalam uji fase akhir tersebut, efektivitas dari vaksini ni dikatakan mencapai 96,8 persen. Angka ini berdasarkan data yang telah didaftarkan ke BPOM.

Vaksin Nusantara yang merupakan Proyek Dendritic Vaksin ini juga telah dipublikasikan pada jurnal bereputasi internasional bernama Human Vaccines & Immunotherapeutics.

Prof. Taruna Ikrar. (Foto: istimewa)


Sedangkan untuk judul dari jurnal tersebut adalah A Personal Covid-19 Dendritic Cell Vaccine Made at Point of Care: Feasibility, Safety, and Antigen Specific Cellular Immune Responses.

Publikasi dari Vaksin Nusantara ini juga telah terindeks di Scopus dengan skor Impact Factors yang tinggi, yakni 8,34. Scopus itu sendiri adalah salah satu database atau pusat data yang mengandung abstrak dan sitasi artikel jurnal akademik dan terdiri dari kurang lebih 22.000 judul dari 5.000 penerbit.

“Saya membawa teknologi ini dari Avita Beiomedical USA (Amerika Serikat) untuk Indonesia. Ini membuktikan bahwa (Vaksin Nusantara) adalah proyek yang sangat bangus,” ujar Guru Besar Farmakologi, Universitas Malahayati Lampung, dan Member of American College of Clinical Pharmacology di Amerika Serikat ini.

Vaksin Nusantara. (Foto: istimewa)


Lebih lanjut, profesor yang juga menjabat sebagai Direktur IAMRA atau Konsil Kedokteran Dunia ini juga menjelaskan bahwa metode dendritic cells yang dikembangkan memiliki perbedaan dengan varian vaksin Covid-19 lainnya.

Perbedaannya adalah, pada prinsipnya, metode ini antibody yang dikembangkan di luar tubuh penderita selama enam hari. Setelah sel dendritic berkembang, maka akan disuntikkan kembali ke tubuh penderita.

“Saya berikhtiar akan membawa metode ini ke Indonesia melalui koordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sehingga Indonesia bisa memiliki vaksin sendiri, tidak tergantung dengan negara lain atau perusahaan internasional farmasi dengan demikian harga vaksin bisa terjangkau bahkan gratis  sehingga dapat mendorong untuk eradikasi Covid-19 di Indonesia,” ungkap dokter jebolan Universitas Hasanuddin, Universitas Indonesia, dan Harvard University tersebut. [rk]

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic