trending

Tayangan “Xpose Uncensored” Dinilai Lecehkan Ulama, Trans7 Sampaikan Permintaan Maaf

Penulis Firda Ayu
Oct 14, 2025
Ilustrasi - Sejumlah santri mengikuti doa bersama akhir dan awal tahun hijriah di Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (18/7/2023).(Foto: ANTARA FOTO/Prasetia Fauzan)i/aww.
Ilustrasi - Sejumlah santri mengikuti doa bersama akhir dan awal tahun hijriah di Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (18/7/2023).(Foto: ANTARA FOTO/Prasetia Fauzan)i/aww.

ThePhrase.id  – Tanda pagar atau tagar #BoikotTrans7 kini tengah digaungkan di berbagai media sosial. Hal ini merupakan imbas dari tayangan program “Xpose Uncensored” yang dinilai melecehkan martabat ulama dan tokoh-tokoh yang dimuliakan kalangan Nahdlatul Ulama (NU).

Tayangan tersebut dinilai melecehkan atau merendahkan Kiai Anwar Manshur yang merupakan pimpinan di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. 

“Tayangan Trans7 itu isinya secara terang-terangan melecehkan bahkan menghina pesantren, menghina tokoh-tokoh pesantren yang sangat dimuliakan oleh Nahdlatul Ulama,” ujar Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf yang akrab disapa Gus Yahya di Jakarta, Selasa (14/10), mengutip Antara.

Gus Yahya juga akan menginstruksikan pihak Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum PBNU untuk mengambil langkah-langkah hukum atas kejadian ini. Menurutnya, tayangan yang disiarkan pada Senin (13/10) tersebut dianggap menyalahi prinsip jurnalisme dan berpotensi meresahkan masyarakat.

Melalui program “Xpose Uncensored”, Trans7 menayangkan video yang menampilkan para santri dan jamaah menyalami kiai yang sedang duduk hingga memperlihatkan seorang kiai yang sedang turun dari mobil. 

Dalam video tayangan tersebut, terdapat narasi bahwa santri rela ngesot demi menyalami dan memberikan amplop kepada kiai. Narator juga menambahkan bahwa sang kiai yang sudah kaya seharusnya yang memberikan amplop kepada para santri.

Tayangan ini lantas mendapat reaksi keras dari berbagai pihak. Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Ubaidillah, menyayangkan bahwa tayangan yang seharusnya mendidik justru menyinggung suasana kebatinan pesantren. Lebih lanjut pihak KPI akan mengambil langkah tegas terhadap tayangan Trans7 tersebut.

“Penyiaran ditujukan untuk menjadi jembatan yang bisa mengukuhkan integrasi nasional. Tayangan ini justru menimbulkan kegaduhan karena dinilai menyinggung suasana kebatinan pesantren,” kata Ubaidillah.

Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang juga menilai bahwa tayangan tersebut cenderung menggiring opini publik sebab adab dan akhlak yang dibina pesantren digambarkan sebagai perilaku negatif. Selain itu, Marwan juga menekankan agar pihak Dewan Pers memanggil pimpinan redaksi Trans7.

Menanggapi permasalahan ini, Direktur Produksi Trans7 Andi Chairil dalam keterangan video mengatakan pihaknya meminta maaf terhadap konten di program “Xpose Uncensored” tersebut.

“Kami menyatakan permohonan maaf kepada kyai dan keluarga, para pengasuh, santri, serta alumni dari Pondok Pesantren Lirboyo khususnya dan Seluruh Keluarga Besar Pondok Pesantren di Indonesia,” tulis Andi.

Lebih lanjut, Andi juga mengakui kelalaian isi pemberitaan tersebut.

”Kami mengakui kelalaian dalam isi pemberitaan itu, di mana kami tidak melakukan sensor yang mendalam secara teliti terhadap materi dari pihak luar. Namun, kami tidak berlepas tanggung jawab atas kesalahan tersebut. Kami telah menyampaikan permohonan maaf secara langsung kepada salah satu putra Kiai Haji Anwar Manshur pada Senin (13/10) malam.”

Baik pihak TRANS7 dan pihak Himpunan Alumni Santri Lirboyo (HIMASAL) Jabodetabek juga telah melakukan audiensi pada Selasa (14/10). Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak telah saling memahami dengan pihak HIMASAL yang memberikan pernyataan sikap dan pihak TRANS7 yang beritikad baik menindaklanjuti. [fa]

Artikel Pilihan ThePhrase

- Advertisement -
 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic