ThePhrase.id - Presiden RI, Prabowo Subianto menegaskan pentingnya semangat kerja sama antarpemimpin serta perlunya membangun sikap politik yang dewasa, santun, dan penuh persaudaraan ketika menghadiri acara peresmian akad massal 26 ribu rumah subsidi di kawasan Cileungsi, Bogor, Jawa Barat pada Senin (29/9).
Dalam pidatonya, Presiden sempat menyinggung hubungan antara dirinya dengan Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung yang tetap terjalin dengan baik meskipun Pramono berada di partai politik yang berbeda, yakni PDI Perjuangan.
“Gubernur DKI Jakarta (dari) partai lain, enggak ada masalah, saya bisa bekerja sama dengan Pramono Anung. Kalau beliau enggak mau kerja sama, beliau sendiri rugi nanti, rakyatnya sendiri marah sama beliau,” ujar Prabowo di hadapan seluruh peserta acara.
Selain itu, ia juga menyinggung Gubernur Jawa Barat sekaligus kader Partai Gerindra, Dedi Mulyadi yang duduk bersebelahan dengan Pramono Anung.
Sambil berkelakar, Prabowo menekankan agar pria yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi (KDM) itu untuk terus bekerja untuk rakyat. Ketua Umum Partai Gerindra itu menegaskan akan mengusutnya apabila KDM melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya sebagai pemimpin.
“Sama, Gubernur Jawa Barat, kebetulan Gerindra, kebetulan. Tapi kalau berengsek, saya usut kau. Tapi saya yakin kau tidak berengsek,” tukasnya.
Presiden juga mengingatkan bahwa jabatan publik bukanlah tempat untuk menyombongkan diri. Ia menyoroti adanya beberapa kepala daerah yang, setelah terpilih, justru bersikap arogan.
“Tapi jangan salah, saya tahu ada kader-kader Gerindra yang begitu jadi Bupati, Wali Kota, petantang-petenteng,” imbuhnya.
Presiden Prabowo mengatakan bahwa demokrasi memang menuntut adanya persaingan. Namun, persaingan itu harus berlangsung secara sehat dan terbatas pada momentum pemilu.
“Demokrasi artinya kita harus bersaing, tapi bersaingnya itu dalam pemilihan sekali lima tahun; pemilihan umum, pemilihan legislatif, pemilihan kepala daerah. Bersaing itu baik, bersaing jangan bermusuhan, jangan dendam,” ucap Prabowo.
Berbeda partai politik menurutnya bukan menjadi masalah untuk bekerja sama. Pihak yang menang dalam pemilu sudah seharusnya merangkul pihak yang kalah.
Begitu pun sebaliknya, pihak yang kalah harus bersikap dewasa dan mendukung pihak yang menang demi kepentingan rakyat.
Prabowo mengajak seluruh pihak untuk meninggalkan cara berpikir lama yang didominasi oleh pertentangan ideologi. Ia menegaskan bahwa bangsa Indonesia telah sepakat menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya ideologi negara. (Rangga)