ThePhrase.id – Hari tanpa tembakau diperingati tiap tahun pada tanggal 31 Mei. Tembakau merupakan bahan baku rokok yang sering disebut sebagai pembunuh senyap atau silent killer.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyebut bahwa tembakau atau nicotiana awalnya dianggap sebagai tanaman suci hingga disebut obat dari Tuhan di abad 16. Bahkan, Gilles Everaerts, seorang peneliti medis asal Belanda percaya bahwa saking tingginya manfaat tembakau, sebagian dokter akan menganggur.
"Asapnya merupakan penawar semua racun dan penyakit-penyakit menular," tulis Everaerts dalam bukunya Panacea; or the Universal Medicine, being a Discovery of the Wonderful Virtues of Tobacco taken in a Pipe (1587).
Dilansir Journal of the Royal Sociaty of Medicine, tembakau digunakan pertama kali untuk tujuan medis oleh Christopher Colombus yang ia bakar layaknya obor untuk menyucikan dan mengusir penyakit dari sebuah tempat.
Manfaat tembakau yang masih dipromosikan pada tahun 1946 (Foto: p2ptm.kemkes.go.id)
Penggunaan tembakau dalam dunia medis kemudian menyebar dan digunakan di berbagai daerah seperti Brasil yang digunakan untuk mengobati polip dan penyakit kulit dan Meksiko yang menggunakan tembakau untuk mengobati penyakit kelenjar pada leher.
Wellcome Collection, museum sekaligus perpustakaan kesehataan menyebut bahwa pipa atau rokok menjadi aksesori wajib bagi dokter, dokter bedah hingga mahasiswa kedokteran, khususnya di ruang bedah.
Di masa ini, asap tembakau dipercaya dapat melindungi dari aroma tidak sedap yang dianggap membawa penyakit.
Meski penggunaan tembakau sangat populer, banyak juga pihak yang mulai skeptis akan manfaat tembakau ini dan tembakau sempat juga disebut sebagai monster dari banyak penyakit oleh John Cotta, dokter asal Inggris di abad 16.
Lantas, apa bahaya dari asap tembakau bagi kesehatan?
Bahaya Terselubung Tembakau
WHO menyebut bahwa di tahun 2020 tembakau telah membunuh lebih dari delapan juta orang setiap tahunnya di mana 1,2 juta orang di antaranya merupakan perokok pasif. Masyarakat Indonesia sebagai negara ketiga perokok tertinggi dunia tentu perlu mengetahui bahaya terselubung dari tembakau.
Kebiasaan menghisap rokok di Indonesia merupakan hal yang mengkhawatirkan, hal ini karena mayoritas perokok merupakan remaja atau anak-anak yang merupakan penerus bangsa. Penghisap rokok muda ini biasanya akan susah lepas dari kecanduan nikotin yang terdapat pada tembakau dalam rokok.
Bahaya tembakau dalam rokok dan non rokok (Foto: canva)
Selain itu, asap tembakau pada rokok mengandung lebih dari 4.000 senyawa kimia dengan 43 senyawa di antaranya merupakan senyawa karsinogen seperti, acrolein, karbon monoxida, nikotin, amonia, formid acid, hydrogen cyanide, dan berbagai senyawa karsinogenik lainnya.
Tak hanya mengandung senyawa karsinogenik penyebab kanker saja, asap tembakau juga mampu memicu berbagai penyakit mematikan seperti serangan jantung, jantung koroner, aterosklerosis, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), hingga impotensi.
Mengutip Detikhealth, tembakau non rokok juga bahaya bagi kesehatan serta dapat menyebabkan kanker. Tembakau tanpa dibakar disebut mengandung (S)-n'-nitrosonornicotine atau (S)-NNN oleh peneliti asal University of Minnesota, Silvia Balbo.
Berbagai produk tembakau non rokok wajib menyertakan label peringatan jika produk dapat menyebabkan kanker. Tembakau juga disebut dapat menyebabkan kanker mulut, pembusukan akar gigi, copotnya gusi dari gigi dan berbagai penyakit mulut lainnya.
Tembakau non rokok juga disebut mengandung nikotin lebih banyak dibanding rokok yang merupakan zat adiktif dan penggunaan tembakau akan susah dihentikan jika telah memulai. [fa]