tech

Tengah Viral di Masyarakat, Bagaimana Dampak NFT Terhadap Lingkungan?

Penulis Haifa C
Jan 21, 2022
Tengah Viral di Masyarakat, Bagaimana Dampak NFT Terhadap Lingkungan?
ThePhrase.id – Akhir-akhir ini Non-Fungible Token (NFT) sedang populer di kalangan masyarakat dunia. Di Indonesia, NFT bahkan menjadi sangat viral setelah seorang pria bernama Ghozali menjadi kaya mendadak karena dirinya berhasil menjual foto selfie nya di NFT melalui platform OpenSea.

Dilansir dari Crypto News, Ghozali mampu menjual foto selfienya di NFT seharga minimum 0,475 Ethereum (ETH) atau sekitar 1.500 dolar AS yang setara dengan Rp 21 juta. Dan dengan koleksi penjualan 933 NFT nya, harga minimum yang diperoleh Ghozali bahkan kini bernilai minimum 1,4 juta dolar AS atau sekitar Rp 20 miliar.

NFT sendiri adalah tempat jual-beli digital yang transaksinya hanya bisa menggunakan mata uang kripto dan Ethereum. Meskipun bersifat digital, namun barang-barang yang dijual di NFT sangat eksklusif, sebab nantinya si pembeli akan mempunyai sertifikat khusus kepemilikan atas barang yang dibelinya, dan barang tersebut pun juga tidak bisa ditiru oleh siapapun.

Salah satu foto selfie Ghozali yang dijual di NFT (Foto: OpenSea)


Namun meskipun dapat memberikan banyak keuntungan, ternyata NFT menimbulkan kontroversi terhadap lingkungan.

Berdasarkan laporan One Green Planet, lapisan dari NFT dan kripto seperti Bitcoin atau Ethereum diklaim mengandalkan dan bahkan menciptakan emisi gas rumah kaca yang siginifikan. Hal tersebut dikarenakan kripto menggunakan lebih banyak listrik per transaksi daripada metode lain yang selama ini dikenal dan digunakan oleh seluruh masyarakat di dunia.

Diketahui penggunaan energi listrik yang sangat besar ini disebabkan oleh proses mining kripto, yang melibatkan penggunaan komputer khusus untuk menyelesaikan algoritma yang semakin kompleks yang membutuhkan banyak daya listrik.

Ilustrasi NFT


Menurut Digiconomist, yakni sebuah platform yang kerap menganalisa konsekuensi dari tren digital berdasarkan penelitian dari paper akademik bahkan mengatakan bahwa Ethereum bisa menggunakan daya sekitar 34 terawatt-hours (TWh) listrik dalam setahun.

Tanggapan marketplace NFT
Dalam menanggapi isu lingkungan tersebut, diketahui kini salah satu marketplace NFT bernama Bubblehouse mulai berupaya untuk membangun platformnya di atas Polygon, yakni sebuah blockchain yang diklaim lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan blockchain lainnya.

Dilansir dari Global Newswire, output karbon Polygon memang terbukti sangat rendah sehingga bisa menetralkan karbon yang dihasilkan oleh blockchain.

Diharapkan metode rendah karbon tersebut nantinya bisa diikuti oleh marketplace NFT lain di dunia, sehingga teknologi bisa terus berkembang dan kelestarian Bumi pun bisa tetap terjaga.

[hc]

Tags Terkait

-

Artikel Terkait Pilihan ThePhrase

 
Banyak dibaca
Artikel Baru
 

News Topic