regional

Tenun Sasak, Kain Tradisional Penuh Makna

Penulis Ashila Syifaa
Aug 08, 2022
Tenun Sasak, Kain Tradisional Penuh Makna
ThePhrase.id - Tenun sasak merupakan kain tradisional khas suku Sasak yang merupakan suku asli yang tinggal di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Tenun sasak ini menjadi kain tradisional yang penuh dengan makna karena sudah menjadi warisan turun menurun di budaya Suku Sasak.

Bagi Suku Sasak, kain tenun sangat berhubungan dengan budaya kehidupan masyarakatnya. Di beberapa desa yang masih kuat mempertahankan adatnya, para perempuan menggunakan kain tenun sebagai pakaian sehari-hari.

Tak hanya itu, tenun sasak juga digunakan dalam beberapa acara upacara adat dan keagamaan. Maka dari itu, tradisi kain tenun terus dilestarikan dan dikenalkan dari generasi ke generasi sejak dini.

Pengerajin kain tenun tradisional. (Foto: kemenparekraf)


Karena Suku Sasak sangat lekat dengan kain tenun sasak, beberapa menyebutkan bahwa nama Sasak memiliki kaitannya dengan tenun-menenun yang disebut sebagai sésék yang berasal dari kata “sesak” atau “sesek”.

Kata tersbut juga menggambarkan proses tenun menenun dengan cara memasukan benang satu-persatu yang disebut “sak sak” kemudian dirapatkan hingga sesak dan padat. Kata tersebut juga berasal dari bunyi yang dikeluarkan oleh alat tenun “sak…sak…” ketika sedang digunakan.

Namun, ada juga yang menyebut nama sasak sudah ditemukan dalam Prasasti Pujungan yang ditemukan di Tabanan, Bali dari abak ke-11. Tak hanya itu kata sasak juga sudah ditemukan dalam kitab Negara Kertagama.

Pengerajin kain tenun tradisional. (Foto: kemenparekraf)


Karena suku tersebut sangat ereat dengan budaya tenun-menenun, anak berumur sembilan tahun pun sudah aktif menenun, dan kemampuan tersebut merupakan sebuah kewajiban. Dalam tradisi budaya Sasak, seorang perempuan yang belum bisa menenun dikatakan belum mampu untuk berumah tangga.

Bagi perempun Suku Sasak, sebelum menikah mereka harus membuat tiga sarung tenun yang dibuat untuk diri sendiri, suami dan untuk mertua perempuan.

Kain tenun Sasak ini memiliki berbagai ragam motif yang dipengaruhi oleh agama yang dianut suku ini. Seperti motif tumpal atau pucuk rebung mirip dengan deretan gunung yang menyerupai Deri Sri sebagai dewi kemakmuran dan motif burung merupakan pengaruh dari agama Hindu dan Buddha.

Sedangkan motif tumbuh-tumbuhan, seperti sulur, pucuk rebung, pohon hayat, dan bunga bersusun delapan seperti bintang merupakan pengaruh dari masuknya agama Islam.

Tradisi kain tenun ini terus dilestarikan oleh para perempuan pengrajin dengan masih mempertahankan alat tradisional untuk proses menenun mulai dari alat memintal benang hingga penenunan. [Syifaa]

Tags Terkait

 
Related News

Popular News

 

News Topic